Sabtu, 20 Agustus 2016

Ultah 40 Tahun Museum Seni Rupa dan Keramik Disuguhi Contemporary Art Exhibition



Gedung Museum Seni Rupa dan Keramik peninggalan jaman Kolonial Belanda yang sekarang dipakai ajang pameran.
JAKARTA - wartaekspres.com - Tak terasa, Museum Seni Rupa dan Keramik DKI Jakarta, tahun 2016 ini telah berusia 40 tahun. Sebagai peringatan perayaannya, pihak UP Museum Seni menyelenggarakan pameran sejak tangaal 18 hingga 27 Agustus 2016 mendatang, bertempat di Gedung Museum Seni Rupa dan Keramik, Jl. Pos Kota 1, Kota Tua/Beos, Jakarta Barat, yang dibuka oleh Ari, Ka.Sat.Lak Edukasi dan Informasi, Sabtu 20 Agustus 2016, pukul 17.05 Wib, molor satu jam dari jadwal undangan yang ditetapkan.

Kursi undangan yang disediakan di teras pintu masuk gedung bagian depan, hanya terisi 11 orang seniman yang ikut memajang karya seni lukis serta seni patung dan keramik kreasi kreatifitasnya. Tak ada musik, tak ada sound system, hanya ada nasi kuning tumpengan di atas meja, dengan lauk telor rebus, ayam bumbu kecap, tahu tempe, perkedel, ikan asin, sambal goreng tempe kacang, serta sambel terasi digoreng. Tentu saja, nasi tumpeng tersebut tidak habis, walau dibagikan kepada personil dan petugas securitinya.

Seniman peserta pameran, merupakan alumni FSRD ISI Yogyakarta Angkatan 91 yang telah tersebar di berbagai kota di seluruh tanah air, serta menduduki berbagai jabatan di berbagai institusi, baik sipil maupun swasta.

Ari (baju putih di tengah) saat menyampaikan kata sambutannya.
Thema HOME yang mereka angkat, sengaja diambil, sebagai pemaknaan atas arti dan makna HOME atau RUMAH tempat tinggal mereka. Di mana di sanalah mereka berkumpul, tidur, sekolah, belajar serta berkarya dalam proses perjalanannya, menempa diri sebagai mahluk sosial. Maka, makna RUMAH sebagai HOMY dan nyaman, ujung muaranya adalah Kampus ASRI Gampingan, Yogyakarta, Jawa Tengah.

Konsep penataan karya seni mereka, benar-benar dipadu pada suatu ruangan tempat tinggal/HOME/RUMAH. Manakala kita menapaki jalan masuk ke dalam ruang pamer karya seni di dalam Gedung Museum Seni Rupa dan Keramik kali ini, memang ada nuansa tersendiri yang patut disimak oleh para seniman lainnya.

Harri, Koordinator Pelaksana Operasional Museum Seni Rupa dan Keramik DKI Jakarta, yang juga Ka.Sat.Lak. Sarana dan Prasarana UP Museum Seni DKI Jakarta, memberikan potongan nasi tumpeng kepada salah seorang seniman yang dituakan.
Bila hendak memajang karya seni kreatifnya dalam suatu pameran, exhibisi atau apalah istilahnya, agar karya seninya bisa dinikmati secara utuh, karena saat pengunjung menikmati pemandangan dari tampilan pajangan karya seni tersebut, serasa berada dalam rumahnya sendiri yang telah diisi dengan perabot berkarya seni tinggi nan Adhi Luhung.

Seperti, suasana ruang tamu, ruang makan, kamar tidur, bahkan toilet pun bisa berubah nuansanya akibat sentuhan karya seni, kendati karya seninya itu sendiri, mungkin masih kurang atraktif bagi sementara orang yang melihatnya.

Karya seni seniman Alumni ASRI Yogyakarta yang dipamerkan.   
Namun, setidaknya, perpaduan antara tata ruang dengan penempatan karya seni di posisi yang juga berbau seni, dibalut dengan tata warna dinding ruangan yang diterangi cahaya secukupnya, jelas sekali nuansa kesejukan alami ruangan tersebut, menenteramkan keheningan jiwa yang penat, serta meringankan beban berat pikiran maupun mental yang seharian dijejali kesibukan dan kegaduhan hingar bingarnya kehidupan metropolitan, seperti Ibukota DKI Jakarta.

Sepinya ceremonial upacara pembukaan yang tak dihadiri Kepala UP Museum Seni DKI Jakarta, Esti Utami maupun pejabat dan undangan lainnya, boleh jadi akan terhibur oleh tampilan pajangan karya seni perupa, patung, porselin maupun karya seni elektronik lainnya yang bisa kita lihat di sana.

Karya seni seniman Alumni ASRI Yogyakarta yang dipamerkan.   
Buktikan saja, informasi yang diberitakan wartaekspres.com ini, dengan mengunjungi Museum Seni Rupa dan Keramik DKI Jakarta, sebelum pameran tersebut ditutup. Dipastikan, anda berdecak kagum, memperhatikan sajian pameran karya seni yang sangat berbeda dengan pameran seni rupa sebelumnya, yang pernah disajikan di tempat yang sama.

Setidaknya, kejadian kurang akuratnya pihak tuan rumah dalam mempersiapkan rencana, akan diselenggarakannya pameran sekelas ini, ke depan nanti, tak terulang lagi. Apalagi, ini Jakarta lho, Ibukota NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) yang merupakan pintu gerbang dan jendela masuknya, bangsa-bangsa lainnya mengunjungi Indonesia Raya, yang kaya akan karya seni Adhi Luhungnya.

Salut dan sukses, buat 45 orang seniman yang meramaikan pajangan karyanya, dalam pameran kali ini, semoga ke depannya, lebih dimatangkan rancangan program pamerannya. Aamiiin !!!  (Abdul Karim Choiri)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar