Minggu, 10 Januari 2016

Kabupaten Kudus Kekurangan Guru


KUDUS – wartaekspres.com - Pada tahun 2016 ini, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah membutuhkan banyak pendidik, khususnya guru Sekolah Dasar (SD). Karena kabupaten dengan julukan Kota Kretek itu, pada tahun 2016 ini banyak guru-guru yang memasuki masa pensiun.

Saat wartaekspres.com menemui Kepala UPT Pendidikan Kabupaten Kudus, Drs. Sulardi yang ditemui beberapa waktu yang lalu, mengatakan, “Di wilayah Kudus saat ini kekurangan tenaga guru kelas, khususnya untuk sekolah dasar, karena guru kelas yang ada rata-rata hanya terdapat lima guru kelas, yaitu kepala sekolah, 1 guru olah raga, 1 guru agama serta 1 penjaga sekolah,” jelasnya.

Selain itu, satu guru kelas yang biasanya  ideal  mengampu 20-40 rombongan belajar. Sulardi juga menjelaskan, di wilayahnya terdapat 47 SD negeri, dengan jumlah murid 6.081 siswa. Untuk jumlah guru SD/TK yang PNS mencapai 354 orang. Sedangkan yang non PNS sebanyak 220 orang baik TK/SD.

Dengan perincian, untuk guru SD non PNS sebanyak 119 dan guru TK non PNS sebanyak 101 orang.

Baca selengkapnya di www.wartaekspres.com

Leprid Apresiatif Prof. Josaphat


JAKARTA – wartaekspres.com - Indonesia memiliki segudang ilmuwan yang sudah diketahui dunia, namun tidak semua prestasinya diketahui masyarakat di dalam negeri sendiri di antara ilmuwan.

Tersebutlah nama Prof. Josaphat Tetuko Sri Sumantyo, Ph.D. Siapa sangka Prof. Josh, begitu dia akrab disapa, memiliki prestasi yang luar biasa dia merupakan penemu radar satelit, pengamat satelit, pengamat bumi berbasis microwave remote sensing dan mobile communications, dan pemilik paten di 118 negara.

Tak hanya itu , Prof. Josh merupakan penemu circulary polarized synthetic aperture radar unuk pesawat tanpa awak, pesawat berawak dan microsatellite, Lembaga Prestasi Indonesia Dunia (LEPRID) pun mengapresiasi prestasi tersebut dengan memberikan piagam dan medali penghargaan kepada Prof. Josh.

"Kita mengapresiasi prestasi yang telah dilakukan oleh Prof. Josh. Prestasi ini masuk di bidang teknologi," ucap Direktur Leprid, Paulus Pangka seperti dikutip oleh wartawan wartaekspres.com.

Baca juga di www.wartaekspres.com

Musda Partai Golkar Sulbar, DPD II Polman Ragukan Kalma


MAJENE – wartaekspres.com - Musyaswarah Daerah (Musda) Partai Golongan Karya Provinsi Sulawesi Barat yang rencana  digelar antara bulan Januari hingga Maret tahun ini menjadi perbincangan hangat antara dua pengurus Dewan Perwakilan Daerah Tingkat Dua  (DPD II) yakni Majene dan Polewali Mandar (Polman).

Wakil Ketua DPRD Majene Fraksi Golkar, Hasbina Arief Saleh, kepada wartawan, Minggu (10/01) mengatakan, Kalma Katta adalah kader militan Golkar yang tidak bisa diragukan lagi kelihaiannya memimpin Partai Beringin di Majene.

Karenanya menurut Hasbina, Bupati Majene dua periode ini adalah figur yang tepat untuk memimpin DPD I Golkar Sulbar.

"Sejak 2006 sampai sekarang Pak Kalma Katta adalah Ketua DPD II Golkar Majene yang ditetapkan berdasarkan keterpilihannya dalam Musda dan disahkan melalui Surak Keputusan (SK) DPP Parti Golkar. Selama dalam kepimimpinan beliau telah banyak meraih prestasi gemilang bersama Partai Golkar. Bahkan membawa kemajuan untuk daerah Majene," imbuh Hasbina.

Sambung Hasbina lagi, sebelum jadi Ketua Golkar Majene, Kalma pernah tercatat sebagai pengurus Partai Golkar yang pada saat itu status dirinya masih PNS aktif. Karena itu Pak Kalma sudah keyang pengalaman di Partai Beringin-red.

Selain itu kata Ummi, sapaan akrab Hasbina, referensi terbaru kesuksesan Kalma di Partai Golkar adalah pada pilkada serentak bulan Desember yang lalu, salah satu Kabupaten di Sulbar yang berhasil memenangkan kader Golkar adalah Kabupaten  Majene yang dipimpin oleh  Kalma Katta sebagai Ketua DPD II-nya. Kalma sekaligus sebagai aktor utama di balik kesuksesan Golkar di Pilkada Majene lalu.

"Itu adalah berkat kepiawaian dan kepemimpinannya dalam mengarahkan kader dan simpatisan Golkar. Tentu ini bisa menjadi referensi kita, masih banyak prestasi yang beliau torehkan bersama Partai Golkar selama ini," terang Hasbina.

Baca selengkapnya di www.wartaekspres.com

Pembunuh Susanto Dibekuk Polsek Tambora


JAKARTA – wartaekspres.com - Seorang laki-laki berinisial MH (37) yang merupakan pelaku pembunuhan terhadap juragan Nasi Bebek Goreng, Susanto (28) dibekuk angota Polsek Tambora di tempat pelariannya di Desa Kelepung, Bangkalan, Madura, Jawa Timur, Sabtu 2 Januari 2016 lalu.

Kapolsek Tambora, Kompol Werdhanto Hadicaksono mengatakan, penangkapan terhadap MH merupakan pengembangan dari penyelidikan yang dilakukan di sekitar lokasi kejadian dan pemeriksaan sejumlah saksi. Pihaknya juga berkoordinasi dengan keluarga korban dan sejumlah rekannya.

"Kami mengidentifikasi dari CCTV (Closed Circuit Television) di TKP yang memperlihatkan, kalau pelaku ini yang saat itu mengendarai motor menuju rumahnya," kata Wirdhanto di Mapolres Metro Jakarta Barat, Jalan Slipi Raya, Jakarta Barat, Senin 4 Januari 2016.

Lebih lanjut, Werdhanto menuturkan, setelah membunuh Susanto, kedua pelaku langsung melarikan diri ke kampung halamannya di Bangkalan, Madura. Itulah yang menyebabkan polisi kesulitan menangkap pelaku, karena jaraknya yang sangat jauh.

Wirdhanto menjelaskan, bahwa sebetulnya ada satu tersangka lagi, yakni RS (34) yang masih buron. Ia berperan mengantarkan MH yang juga residivis kasus narkoba ini menggunakan sepeda motor.

MH memang dikenal sebagai mantan narapidana kasus narkoba yang baru keluar penjara bulan Mei lalu. Saat itu, ia ditangkap aparat Polsek Palmerah karena kedapatan membawa ganja.
 
Baca selengkapnya di www.wartaekspres.com

Pemerintah Siap Berikan Identitas Bagi Anak dan Balita


SORONG – wartaekspres.com - Pemerintah pusat akan melaksanakan program untuk pemberian kartu identitas diri bagi anak-anak dan balita di seluruh Indonesia, sehingga anak-anak dan bayi yang baru lahir pun sudah mendapat identitas diri berupa kartu yang sudah dilengkapi dengan nomor kependudukan layaknya warga negara yang sudah berusia 17 tahun ke atas.

Demikian dikatakan Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Sorong, Abu Bakar Alhamid, S.Sos, M.Si saat ditemui media ini di ruang kerjanya beberapa hari lalu.

“Kami masih menunggu kejelasan terkait dengan program pemberian nomor identitas kependudukan kepada anak-anak dan balita dari pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Dalam Negeri,”    terang Alhamid.

Dikatakan Alhamid, kartu identitas anak dan balita yang akan diberikan pemerintah dalam hal ini Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil sama seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP) milik warga yang berusia 17 tahun ke atas namun namanya adalah Kartu Identitas Anak (KIA).

Lanjut Alhamid, apabila kartu ini sudah diberikan kepada setiap warga negara khususnya anak-anak dan balita berarti secara tidak langsung sudah menghilangkan image yang selama ini beredar di masyarakat, bahwa anak-anak ini belum dikatakan warga Negara Indonesia kalau belum berusia 17 tahun ke atas.

“Program ini sangat bagus karena sejak bayi warga sudah mempunyai nomor Kependudukan, jadi apabila akan tersebut bertumbuh menjadi besar dan berusia 17 tahun maka saat mengurus Kartu Tanda Penduduk Nomor Kependudukan yang akan dipakai adalah nomor identitas yang diberikan sejak lahir,” terang Alhamid.
 
Baca selengkapnya di www.wartaekspres.com