Kamis, 18 Agustus 2016

Biaya Kebersihan Di Kelurahan Lenteng Agung Swadaya Masyarakat



Satia, Lurah Lenteng Agung.
JAKARTA - wartaekspres.com - Belum semua petugas kebersihan memperoleh honornya dari Pemprov DKI Jakarta. Hal tersebut terlihat di beberapa kelurahan yang membayar honor petugasnya dari hasil pengutipan uang kebersihan dari warganya. Demikian pula yang dilakukan di wilayah Kelurahan Lenteng Agung, Jakarta Selatan.

Sekitar 20 orang petugas kebersihan yang dipekerjakan pihak Kelurahan Lenteng Agung, semuanya masih berstatus tenaga honorer yang diupah berdasarkan swadaya warganya. Setiap Kepala Keluarga di Kelurahan Lenteng Agung, dipungut biaya kebersihan, setiap bulannya.  

Pekerja kebersihan di wilayah Kelurahan Lenteng Agung, setiap bulannya memperoleh honor sebesar Rp 3.100.000,- per orang. Atau setara dengan Rp 100.000,- per hari. Kenapa terbilang sejumlah Rp 3.100.000,- per bulan, sebab dihitung upah harian sebesar Rp Rp 100.000,- per hari, kemudian jumlah hari yang dipakai sebagai patokannya, yaitu usia hari terbanyak setiap bulannya yang 31 hari itu. Makanya, jumlah honor mereka setiap bulannya, memperoleh Rp 3.100.000, aku mereka ke wartaekspres.com yang bertanya terhadap mereka.  

Maman Sumarman-Sekretaris Kelurahan.
Pengakuan warga Lenteng Agung, setiap bulannya mereka dipungut biaya kebersihan sebesar Rp 15.000,- sampai Rp 20.000,- tergantung hasil musyawarah di setiap RT-RW masing-masing, dimana pelaksanaan pungutannya, dijalankan oleh petugas dari RT masing-masing.

Sedangkan berita yang beredar di luar, bahwa semua pekerja kebersihan di seluruh DKI Jakarta sudah ditanggulangi oleh Pemprov DKI Jakarta, dengan gaji bulanan sebesar Rp 3 juta lebih, sesuai UMR (Upah Minimum Regional).

Gaji yang dianggap bisa mencukupi kesejahteraan pekerja kebersihan di lapangan itu, merupakan program yang dicanangkan Gubernur DKI Ahok. Namun demikian, ternyata, belum semua pekerja kebersihan sebagai ujung tombak tersebut, digaji sebesar UMR, karena yang sudah memperoleh gaji sebesar itu, baru wilayah Jakarta Pusat, seperti bilangan Monas dan sekitarnya, karena dekat dengan Istana Negara, makanya dibikin sebagai pilot proyek percontohan.

Sedangkan di wilayah kelurahan dijajaran Walikota lainnya, masih menggantungkan kemampuan swadaya warganya masing-masing, berdasarkan hasil musyawarah mufakat mereka. Hal tersebut diakui Satia, Lurah Lenteng Agung, Jakarta Selatan yang membayar upah pekerja kebersihan di wilayahnya, dari hasil pungutan dana kebersihan swadaya masyarakat di wilayah kerjanya.

“Kami membayar honor mereka dari hasil swadaya masyarakat, mereka yang digaji sebagaimana yang diterima pekerja di wilayah Jakarta Pusat, merupakan Pilot Proyek Pemprov DKI Jakarta, sebagai percontohan,” katanya menjawab konfirmasi wartaekspres.com di ruang kerjanya, yang dibenarkan oleh Sekretaris Kelurahan Maman Sumarman, di tempat dan waktu berbeda.   

Harapan para pekerja kebersihan, supaya honor yang diterima disamakan dengan rekan sejawatnya yang bekerja di wilayah Jakarta Pusat, ungkap mereka ke wartaekspres.com.

Para pekerja kebersihan yang dibrifing sebelum dan sesudah menjalankan tugasnya.
Apa yang menjadi harapan para pekerja kebersihan itu, memang sedang diperjuangkan oleh Satia, Lurah Lenteng Agung, namun masih dalam proses penggodokan di tingkat pimpinan Pemprov DKI Jakarta di bawah kepemimpinan Ahok.

“Mudah-mudahan bisa segera direalisasikan harapan para pekerja kebersihan tersebut, karena kami terus berusaha memperjuangkannya,” jelas Satia optimis.

Gerobak baru, bantuan dari Pemprov DKI Jakarta sebanyak 20 buah yang siap dibagikan ke RT-RW setempat.
Untuk tahun anggarana 2016 ini, Kelurahan Lenteng telah memperoleh bantuan 20 buah gerobak pengangkut sampah yang akan disalurkan ke setiap RT-RW, untuk diangkut  menuju TPS (Tempat Penampungan Sementara), sebagai sentral pembuangan yang akan diangkut oleh truk sampah di bawah koordinasi Dinas Kebersihan dan Pertamanan DKI Jakarta.

Setidaknya, 10 RW dan 140-an RT  di wilayah Kelurahan Lenteng Agung, sampahnya dipastikan terangkut secara rutin setiap harinya. Kebersihan dan disiplin warga dalam membuang sampah, diharapkan terbina dan terkontrol dengan baik, mengingat posisi Kelurahan Lenteng Agung yang berada di samping atau tepian Sungai Ciliwung. Di mana kemungkinan sebagai pemasok pembuangan sampah oleh warganya, bisa jadi akan terulang,manakala tak terkontrol secara ketat oleh lingkungannya masing-masing. Sehingga, penumpukan sampah di Sungai Ciliwung, dapat terhindarkan. (Abdul Karim Choiri)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar