Sabtu, 14 November 2015

Rumah Salah Satu Komisioner KPU Manado Dirusak


Suasana rumah salah satu Komisioner KPU Manado, Rommy Poli dirusak oknum tak dikenal, sekira pukul 22.30 tadi malam. (Foto: Manado Pos)

MANADO – wartaekspres.com - Sekitar pukul 22.30, Sabtu (14/11/2015) malam, rumah salah satu Komisioner anggota KPU Manado, Romi Poli, dirusak sekelompok orang yang tidak dikenal. Akibatnya, meja kaca dan kursi berhamburan di depan rumah. Hingga saat ini polisi masih mencari tahu pelaku dan motif pengrusakan.

Dipantauan wartawan di tempat kejadian, sebanyak 11 kursi dan satu meja terbalik. Pecahan kaca memenuhi lantai. Diduga dipukul menggunakan benda tumpul. Informasi diperoleh, para pelaku awalnya minta untuk main futsal, namun ketika ditanggapi, justru melakukan pengrusakan.

“Saat kejadian, saya sedang duduk di depan rumah. Tiba-tiba datang tiga orang dengan jalan kaki. Dari jauh sudah berteriak minta main futsal. Namun saya menjawab sudah tutup. Kemudian lampu depan tempat futsal, dimatikan saya langsung minta penghuni rumah yang saat itu masih di luar masuk ke dalam karena pelaku sudah menedang pintu tempat futsal,” kata Ivan (27) yang bertugas sebagai pengamanan.

Ivan menambahkan, tiba-tiba turun dari jalan sekitar sepuluh motor dan belasan orang membawa batu dan benda diduga senjata tajam (sajam). Ia langsung masuk bersama penghuni rumah.

Baca selengkapnya di www.wartaekspres.com

Tulus Kadek Antar Anak-Anak Ulumanda Ke Awan Impian



Kadek Trisnanty saat melakukan kunjungan ke sekolah-sekolah di pedalaman Kec. Ulumanda, Kab. Majene, Sulbar.
MAJENE – wartaekspres.com - Bagi kebanyakan orang, diberi perhatian sepertinya adalah hal terindah dalam hidup. Apalagi jikalau perhatian itu dialamatkan kepada anak-anak, hemm... pastinya senang, bahkan boleh dibilang semua anak tentunya menghendaki perhartian tersebut. 
 
Hal demikian sepertinya diyakini betul oleh Ida Ayu Kadek Trisnanty. Rasanya tak berlebihan jika kita sebut dia Si Pemberi Perhatian.

Lulus dari Universitas Indonesia (UI) tahun 2009 dan kemudian bekerja di sebuah perusahaan tenar di kota Metropolitan, gadis berdarah Jawa-Bali ini justru lebih memilih menjadi pendamping setia anak-anak SD di Pedalaman-pedalaman Kabupaten Majene, Sulbar.

Jadi guru setahun, tepatnya di Kecamatan Ulumanda, dan gerakan Indonesia Mengajarlah yang mengantarkan sarjana ilmu komputer ini ada di Pulau Sulawesi. Dia telah terpilih menjadi relawan pengajar di Program Indonesia Mengajar (IM), Gerakan yang digagas oleh Anies Baswedan, mantan Rektor Universitas Paramadhina yang sekarang jadi Menteri Pendidikan.

Ditemui belum lama ini, Kadek mengaku sama sekali tidak mengeluh, tidak pula ada rasa menyesal ditempatkan di desa terpencil selama setahun. Berada di Dusun Rura, Desa Sambabo, Kecamatan Ulumanda, Majene, tak membuat Kadek mengeluh, walaupun jaraknya lumayan jauh dari pusat Kota Majene. Sekitar 110 km dan tidak punya jaringan seluler, tentunya dengan berbagai suka duka jauh dari orang tua akan menjadi catatan tersendiri buat Kadek.

Namun, kepada media ini, Kadek justru mengaku bangga bisa belajar dan memahami lebih jauh tentang Indonesia dari sudut yang lain. 

"Ya, dari potret kehidupan desa dan pegunungan terpencil, Kadek justru lebih banyak belajar", ungkapnya kepada wartawan, Sabtu (14/11/2015).

"Kadeknya santai aja, seperti kata Pak Anies; mendidik adalah kewajiban semua orang terdidik. Jadi setiap orang bisa menjadi guru, bisa menjadi pendidik," lanjutnya meyakinkan.

Dengan penuh semangat, gadis kelahiran Cirebon Jawa Barat, 13 Agustus 1991 ini mengaku harus siap memberikan sesuatu yang lebih.

Baca selengkapnya di www.wartaekspres.com

Peristiwa Penting Dalam Perluasan Masjidil Halaram, Hajar Aswad Pecah 8


Oleh: Maharaja Kutai Mulawarman

TENGGARONG – wartaekspres.com - Selepas perluasan Masjidil Haram oleh Khalifah Ahmad bin Thalhab Al-Mu’tahid, terjadi dua peristiwa penting di masa kekhalifahan Ja’far bin Ahmad Al-Muqtadir. Pertama, dia memperluas masjidil Haram di area sebelah barat laut. Kedua, terjadi pencurian Hajar Aswad oleh sekte Qaramithah yang mula-mula tumbuh dan berkembang di Kufah pada tahun 277 H.

Hamdan bin Asy’ats mula-mula membawa ajaran kebatinan ini Kufah, untuk kemudian menyebarkannya hingga ke Syam, Irak, Yaman dan Hijaz. Khalifah Ahmad bin Thalhab Al-Mu’thadid berusaha menghancurkan sekte sesat ini, hingga mereka hancur di Kufah dan Syam. Namun, salah seorang jebolan sekte tersebut, Abu Said Al-Husain Al-Janabi, berhasil menyerukan ajarannya di Bahrain pada tahun 287 H dan anaknya, Abu Thahir Sulaiman bin Abu Said Al-Husain Al-janabi, membangun kota Ihsa sebagai basis pemerintahan dan pertahanan.

Menurut Ibnu katsir, pemimpin sekte ini, Abu Muhammad ‘Ubaidillah bin Maimun Al-Qadah mulanya adalah seorang Yahudi yang berprofesi sebagai tukang emas. Dia kemudian masuk Islam dan mengklaim sebagai ahlul bait. Banyak orang-orang suku Barbar dari Afrika yang kemudian percaya padanya sehingga dia berhasil menguasai wilayah-wilayah tersebut.

Siapapun sebetulnya mereka, yang jelas Abu Thahir Sulaiman bin Abu Said Al-Husain AL-Janabi menyerang Masjidil Haram. Penyerangan dilakukan dengan senyap. Sekelompok orang dari mereka bergabung bersama jamaah haji irak dipimpin oleh Manshur Ad-Dailami. Bersama-sama, rombongan jamaah haji itu masuk ke dalam Masjidil Haram, masing-masing khusyuk melaksanakan ibadah.

Ketenangan itu tiba-tiba pecah ketika tentara sekte Qaramithah mengeluarkan pedang dan melakukan pembantaian. Para jamaah lari tunggang-langgang untuk menyelamatkan diri. Sebagian pasrah dengan berpegang kelambu Kakbah. Satu demi satu jamaah yang panik itu jatuh terkena sabetan pedang.

Abu Thahir lalu berdiri di pintu Kakbah. Dengan dikawal tentaranya, dia berkata dengan angkuh, “Aku adalah Allah. Aku bersama Allah. Akulah yang menciptakan makhluk-makhluk dan aku pula yang membinasakan mereka.”

Baca selengkapnya di www.wartaekspres.com

TNI Dan Polri Bentrok, Sejumlah Anggota Luka Tembak


Ilustrasi TNI.

LUBUK LINGGAU - wartaekspres.com - Bentrokan antara anggota TNI dan Polri kembali terjadi di wilayah hukum Sumsel. Dua anggota TNI mengalami luka tembak dan sejumlah anggota Polri dikabarkan mengalami luka-luka akibat insiden ini.

Informasi yang dihimpun, peristiwa itu terjadi di depan Alfamart Jalan Lintas Timur Sumatera, Desa Megang, Kecamatan Lubuk Linggau Utara, Kota Lubuk Linggau, Sumsel, Jumat (13/11) sekitar pukul 23.30 WIB.

Korban dari anggota TNI adalah bernama Edi Sutrisno (43) dan Deden (33 tahun). Kedua anggota TNI ini berpangkat bintara dan perwira. Mereka mengalami luka tembak di beberapa bagian.

Sementara dari kubu Polri dikabarkan ada beberapa yang terluka. Di antaranya Kasat Reskrim Polresta Lubuk Linggau AKP Arif Mansyur dan Kanit Intel Polresta Lubuk Linggau Ipda Asri. Keduanya mengalami luka dan dirawat di Rumah Sakit Siti Aisyah Lubuk Linggau.

Kapendam II Sriwijaya Letkol ARH Syaeful Mukti Ginanjar membenarkan terjadinya bentrokan tersebut. Namun, tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu.

"Benar tadi malam ada bentrokan antara anggota TNI dan Polri. Ini karena terjadi miss informasi," ungkap saat dihubungi merdeka.com, Sabtu (14/11).

"Tidak ada korban jiwa, memang ada anggota kita yang tertembak dan dari Polri luka, tapi bukan luka tembak," pungkasnya.

Baca selengkapnya di www.wartaekspres.com