Sabtu, 17 Oktober 2015

Masyarakat Di Lokasi Pembakaran Tidak Mengungsi


Pangdam Iskandar Muda Mayjen Agus Kriswanto (kanan).
ACEH SINGKIL – wartaekspres.com – Terkait insiden pembakaran tempat ibadah Nasrani, Pangdam Iskandar Muda Mayjen Agus Kriswanto mempertanyakan alasan realistis pengungsian  sebagian masyarakat di Kabupaten Aceh Singkil.

Insiden itu mengakibatkan satu orang tewas ditembak, di samping telah menyebabkan satu unit tempat ibadah dilalap api. Pelaku penembakan diduga warga sipil yang memiliki senjata api secara ilegal.

Usai menghadiri rapat tertutup dengan para tokoh Muslim Aceh Singkil, Sabtu (17/10), dia mengungkapkan dugaan SMS provokatif di balik membludaknya arus pengungsi ke wilayah Sumatera Utara.
Dia menegaskan, warga di desa lokasi kejadian penembakan serta lokasi pembakaran tidak ada yang menjadi pengungsi. Yang banyak menjadi pengungsi, jelas dia, justru warga Kabupaten Aceh Singkil yang jauh dari kedua lokasi itu.

Agus bahkan menegaskan, jarak antara kediaman mayoritas pengungsi dan lokasi kejadian yakni rata-rata satu jam perjalanan. "Di lokasi pembakaran dan penembakan itu rakyatnya tidak mengungsi. Yang mengungsi malah yang jauh-jauh. Ini yang memberitakan," jelas Mayjen Agus Kriswanto di Kantor Kecamatan Gunung Meriah, Sabtu (17/10).

Berita yang dia maksud, yakni informasi simpang siur yang tersebar luas via SMS ke banyak warga Aceh Singkil, khususnya yang beragama Nasrani. SMS provokasi ini membuat mereka takut sehingga memilih hengkang sementara ke Sumatera Utara. "Ya mungkin ketakutan karena berita SMS kan simpang siur," ucap dia. (Red/Rpb)
Baca: wartaekspres.com

Kebakaran Hutan Melanda Buttu Parrihuang


MAJENE - wartaekspres.com - Belakangan ini, kawasan hutan di Indonesia sedang menjadi sorotan dunia atas terjadinya kebakaran dan pembaran hutan secara besar-besara. Sehingga, pemerintah banyak mendapat kritikan dan kecaman dari berbagai pihak, dalam mengatasinya.


Hal ini sangat mengganggu dan berdampak pada penilaian kinerja pemerintah saat ini. Begitu banyak kritikan dilakukan oleh para lawan politik para pejabat yang menduduki kursi pemerintahan, dilontarkan melalui berbagai media, baik cetak maupun media social yang kian marak.  

Kali ini, kebakaran melanda kawasan hutan di Buttu Parrihuang, Kecamatan Ulumanda, Kabupaten Majene. Informasi yang diperoleh dari warga, hingga kini api masih menjalar melalap hutan dan belukar yang dekat dengan pemukiman warga.

"Api berasal dari Pangkalpinang, diperkirakan sekitar kurang lebih 200 meter dari pemukiman warga," kata Amrin saksi mata kejadian.

Hingga berita ini, belum ada keterangan dari pihak manapun mengenai penyebab kebakaran, dan kerugian yang ditimbulkan akibat kejadian ini. (hm3)
Baca: wartaekspres.com

Kapolda Metro Jaya Pimpin Gladiresik Pengamanan


Ilustrasi: Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnavian di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (23/6/2015).

JAKARTA - wartaekspres.com- Menjelang pertandingan final sepakbola Piala Presiden besok pukul 16.00 WIB di Stadion Gelora Bung Karno Jakarta, antara Pesib Bandung dan Sriwijaya Sc dikwatirkan akan adanya anarkis dari para pendukung dan penoton dari kedua kubu kesebelasan, karena hal ini sering kali menjurus pada sentimen rasial.

Guna mengantisipasi hal tersebut, tadi pagi Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnavian Sabtu 17/10/15, memimpin langsung apel gladiresik pengamanan di Makopolda Metro Jaya.

Pada kesempatan itu, Kapolda mengingatkan kepada jajaran agar bersikap tegas jika ada yang berani melakukan tindak pidana ketika pertandingan acara berlangsung, karena ini menjadi fokus utama Polda Metro Jaya.

Polisi akan mengawal semua pendukung Pesib dan Sriwijaya yang akan masuk ke Jakarta di setiap titik perbatasan sebelum masuk stadion utama Gelora Bung Karno. Polisi akan menswiping para pendukung dari Jakarta para vaiking dan singa mania di Polda Metro Jaya.

Sementara arus pendukung dari Bandung, Purwakarta, Tasikmalaya dan Ciamis akan dikawal Dit Lantas Polda Jawa Barat ke daerah perbatasan, setelah sampai di perbatasan arus pendukung akan dibawa ke lapangan apel untuk dilakukan sweping.

Setelah sterilisasi, para pendukung kesebelasan, baru bisa melanjutkan perjalanan ke stadion Gelora Bung Karno. Dan untuk mengantisifasi kemacetan ketika pertandingan berlangsung, aparat kepolisian akan menyiapkan langkah skenario rekayasa lalu lintas di area stadion Gelora Bung Karno. (Pray)
Baca: wartaekspres.com

Logos: KPU Tidak Becus Jika Gunakan Kepolisian



MAJENE – wartaekspres.com - Debat Kandidat calon bupati dan wakil bupati Majene sempat terganggu oleh “kecelakaan” teknis. Kesiapan KPU Majene melaksanakan debat yang tidak maksimal, serta keamanan yang tidak profesional, dinilai akan picu kerawanan pilkada.
 
LSM Logos Sulbar mengecam ada insiden tersebut. Direktur Logos Sulbar, Maenunis Amin mengatakan, sangat prihatin dan mengecam tindakan diskriminasi terhadap wartawan dalam kegiatan peliputan Debat Kandidat Pilkada Majene, Sabtu (17/10/2015) di Gedung Assamalewuang Majene itu.

“Kepolisian itu palang terakhir dalam pilkada. Tidak proporsional kalau mereka diposisikan sebagai alat meredam kekacauan di garis terdepan,” jelas Maenunis.

Maenunis Amin
Lebih lanjut Maenunis mengatakan, kepolisian itu porsinya pengamanan, bukan hal-hal yang sifatnya teknis. Tidak proporsional kalau KPU misalnya memasang aparat kepolisian bersenjata lengkap berada di ruangan debat, rekap suara ataupun di TPS, ujar kritikus politik dan pemerintahan Sulbar ini.

Lebih lanjut dirinya menjelaskan, KPU itu pelaksana, tugasnya dilengkapi oleh Panwas, keduanya yang mesti bertanggung jawab. Mereka punya perangkat undang-undang dan peraturan, fungsinya selain untuk menjadi acuan pelaksanaan teknis, sekaligus juga mengambil tindakan. Bukan malah kepolisian yang turun tangan langsung. Coba lihat lebih jelas aturan yang tertuang dalam aturan pilkada khususnya poin proporsi kerja pelaksana (KPU dan jajarannya) dan kepolisian sebagai instrument pengamanan.
 
”Jika KPU bekerja benar, maka kepolisian tidak perlu dipasang terlalu. Pemicu kericuhan itu kalau KPU keliru menjalankan teknis pemilu. Kalau pilkada mau aman, KPU dan Panwas harus bekerja maksimal dalam menyiapkan detail teknis setiap tahapan, mengantisipasi kecurangan serta menindak tegas pelanggaran baik dari kandidat, tim pemenangan ataupun pendukung paslon.

“Saya juga menghimbau kepolisian untuk tidak terlalu mencolok. Tidak perlu memang personil bersenjata lengkap dalam ruangan-ruangan pelaksanaan tahapan seperti debat, rekap dan sebagainya. Cukup gunakan personil dari Satuan Intel, itu akan membuat kepolisian nampak profesinal dalam bekerja,” tutup Maenunis. (hm3)

Kapolres Tidak Menutup Ruang Bagi Jurnalis



MAJENE – wartaekspres.com - Insiden pemukulan wartawan yang diduga dilakukan sejumlah oknum pada acara Debat Kandidat Pilkada Majene, Sabtu (17/10/2015), mengundang keprihatinan sejumlah pihak.
Menanggapi hal ini, Kapolres Majene, AKBP Sonny Mahar Adityarwan menyampaikan permohonan maafnya atas insiden tersebut.

"Atas insiden ini, saya mohon maaf. Mohon maaf jika ada anggota saya yang melakukan tindakan yang keliru," kata Sonny di hadapan sejumlah wartawan.

Pertemuan Kapolres Majene, Ketua KPU dan sejumlah wartawan menyoal insiden pemukulan di acara Debat Kandidat Pilkada Majene
Dalam keterangan persnya, Sabtu (17/10/2015) di Cafe Sahabat Majene, Kapolres Sonny menagaku, akan melakukan evaluasi terhadap kegiatan pengamanan dalam perhelatan Debat Kandidat yang digelar KPU Majene di Gedung Assamalewuang Mandar, Majene ini.

Lebih lanjut, Kapolres mengajak semua pihak, agar ikut melakukan introspeksi diri, sehingga tidak saling menyalahkan. "Kalau ada masalah, ayo diselesaikan, jangan dibesar-besarkan," katanya.

Kapolres Majene mengatakan, dalam Debat Pilkada Majene itu, tidak ada sama sekali keinginan dari pihak keamanan untuk menutup ruang bagi para jurnalis dalam melakukan peliputan, namun pihaknya semata-mata untuk menjaga keamanan dan kelancaran acara yang dihadiri para pasangan calon tersebut.

Ketua KPU Juga Minta Maaf
Mendengar adanya insiden pemukulan terhadap wartawan Radar Sulbar, Kadir Tanniewa, ketua KPU Majene Asmanuddin langsung menyambangi puluhan wartawan yang sudah keluar dari arena debat.

Puluhan awak media yang keluar dari Gedung Assamalewuang, menyatakan akan memboikot pemberitaan debat kandidat Pilkada Majene 2015.

Mengetahui hal itu, Ketua KPU Majene Asmanuddin, mendatangi puluhan jurnalis yang berada di Cafe Sahabat tak jauh dari lokasi pelaksanaan debat. Dalam keterangannya, Asmanuddin mengaku akan melakukan evaluasi pelaksanaan debat pilkada Majene.

"Ini adalah masukan yang sangat berharga, kami dari KPU akan melakukan evaluasi," terang Asmanuddin.
Sejumlah warga di Majene juga menyayangkan adanya pembatasan masyarakat dalam hal memperoleh informasi pelaksanaan Debat Kandidat Pilkada Majene tahun 2015.

Salah seorang warga, Navirman kepada wartawan mengaku kecewa karena tidak diperbolehkan menyamsikan langsung acara debat tersebut. "Tadi saya mencoba untuk masuk, jangan masuk ke dalam gedung, di halaman saja kita dilarang. Bagaimana kita bisa tahu visi-misi para kandidat", sebut Navirman.

Navirman menambahkan, sebaiknya pihak penyelenggara memberikan ruang kepada masyarakat untuk dapat mengakses acara tersebut. "Okelah kalau alasan kapasitas gedung terbatas, tapi ini kan bisa dibuatkan layar di luar, kemudian dilengkapi pengeras suara agar kita juga bisa menyaksikan," tutup Virman kecewa. (hm3)

Jurnalis Dipukul, Wartawan Boikot Debat Kandidat Pilkada Majene



MAJENE – wartaekspres.com - Debat Kandidat Pilkada Majene yang digelar hari ini, Sabtu (17/10/2015), diwarnai insiden pemukulan wartawan. Jurnalis Harian Radar Sulbar, Kadir Tanniewa menjadi korban pemukulan sejumlah oknum.
 
Kronologi kejadian, bermula saat Kadir datang di Gedung Assamalewuang Mandar, Majene. Lantaran tidak memiliki ID Card yang dikeluarkan oleh KPU Majene. Kadir lalu ditahan di depan pintu masuk Gedung Assamalewuang tempat berlangsungnya Debat Kandidat.

"Saya kan baru datang, terus ditanya pihak keamanan dimana ID Cardnya, saya bilang saya ini wartawan, ID Card kami sudah ada. Saya lalu diarahkan ke Kabag OPS untuk memberikan penjelasan. Sementara saya bicara dengan bagian OPS Polres Majene, tiba-tiba saya diseret dan dipukul oleh beberapa orang," kata Kadir.

Kadir juga mengatakan, beberapa orang yang memakai baju merah putih menyeret dirinya ke luar hingga ke halaman luar gedung.

"Saya diseret keluar, kemudian saya dituding provokator. Ini yang tidak saya terima. Saya ini bukan provokator saya ini wartawan," cetus Kadir kecewa.

Sejumlah saksi mata mengatakan, wartawan Radar Sulbar ini telah diseret dan dipukul oleh sejumlah oknum yang diduga salah satu tim sukses paslon pilkada Majene.

Akibat kejadian ini, puluhan wartawan yang sedang liputan di Gedung Assamalewuang Majene sontak keluar dan meninggalkan gedung. 

Menyoal hal ini, wartawan senior Majene, Ali Muhtar mengatakan sangat menyangkan insiden tersebut. Dalam keterangan selanjutnya Ali Muhtar akan melakukan boikot pemberitaan debat kandidat yang dilakukan oleh KPU Majene. (hm3)
Baca: wartaekspres.com

Jumat, 16 Oktober 2015

Tiba Dari Tanah Suci, Digelandang Ke Penjara



SEMARANG - wartaekspres.com -  Usai menunaikan ibadah haji, bukannya dijemput keluarga seperti jemaah pada umumnya, mantan Bupati Kendal, Siti Nurmakesi malah dijemput petugas Kejari. Saat ini, Siti ditahan Kejaksaan Negeri Kendal ke Lapas Wanita Bulu Semarang.

Menurut kuasa hukum terdakwa, Dani Sriyanto, Siti tiba di Bandara Soekarno-Hatta Jakarta hari Kamis (15/10) dan langsung dijemput petugas Kejari Jakarta Selatan dan Kejagung.

“Kemarin, pulang dari  haji di Bandara Soekarno-Hatta, pas mau naik pesawat ke Semarang, dari Kejaksaan Jakarta Selatan ke Kejagung terus ke Semarang,” kata Dani di Lapas Wanita Bulu, Semarang, Jumat (16/10/2015).

Sebelum digiring ke tahanan, sekitar pukul 10.00 WIB pagi tadi, Nurmakesi langsung dibawa ke RST Wira Tamtama untuk cek kesehatan.

“Tidak ada kerugian negara, Allah tahu saya tidak mencuri,” kata Nurmakesi sambil berjalan ke arah mobil.
 
Untuk diketahui, Nurmakesi terlibat dalam perkara korupsi Bansos Kabupaten Kendal bulan Januari-Juni tahun 2010. Ia dianggap menyalahgunakan wewenang dan tidak meminta proposal atau laporan pertanggungjawaban dari penerima bantuan. Selain itu, waktu pencairan dana Bansos juga dianggap menyalahi aturan. (Red/BT)
Baca: wartaekspres.com 

Logos Nilai KPU Majene Tidak Siap Laksanakan Debat Kandidat


MAJENE – wartaekspres.com - Pelaksanaan debat kandidat pilkada Majene yang akan berlangsung besok, Sabtu (17/10/2015), menuai kritikan pedas dari LSM Logos Research and Consulting. Direktur Logos, Maenunis Amin kepada wartaekspres.com mengatakan, bahwa kesiapan KPU Majene dalam pelaksanaan debat paslon Bupati-Wakil Bupati Majene tidak maksimal.

"Logos nilai, KPU tidak siap laksanakan debat, alasannya karena debat ini hanya akan menjadi konsumsi sekelompok kecil orang saja. Hanya paslon dan 40 orang anggota tim suksesnya yang bisa menyaksikan. Karena hanya mereka yang bisa masuk gedung, padahal ini kan salah satu barometer masyarakat untuk menentukan pilihan politiknya," sebut Maenunis.

Lebih lanjut, Direktur Lembaga Kajian dan Riset Politik Logos Sulbar ini mengatakan, seharusnya KPU Majene melakukan upaya agar masyarakat luas bisa menyaksikan debat Pilkada Majene lebih nyaman.
"Jangan dong, hanya orang yang hadir dalam gedung yang tahu bagaimana calon pemimpin mereka menyampaikan gagasan dan visi-misinya, KPU bisa diprotes masyarakat itu," lanjut bos Logos yang juga Pimred Tabloid Polika Sulbar ini.

Bukan hanya Logos, protes yang sama juga dilayangkan LSM Laskar Desa Sulbar. Ketua Umum Laskar Desa Sulbar, Suharno, menilai kerja KPU dalam pelaksanaan debat paslon tidak profesioanl. Menurut Suharno, KPU sebaiknya melakukan upaya penyebaran informasi ke publik agar masyarakat tahu calon pemimpinnya.

"Menurut saya ini merupakan pelanggaran pilkada karena tidak memberikan hak-hak informasi ke publik. Adakah aturan seperti itu melakukan pembatasan informasi kepada masyarakat, kalau ada dimana saya mau pertanyakan," kata Suharno.

Menanggapi hal ini, komisioner KPU Majene Arsalin Aras mengatakan, pihaknya sudah melaksanakan upaya dalam hal penyebarluasan informasi debat pilkada ini. Menurutnya, lembaganya sudah menjalin kerjasama dengan TVRI Sulbar untuk menayangkan pelaksanaan Pilkada di Majene.

"Pihak KPU sudah lakukan kerjasama dengan TVRI untuk penayangan debat, hanya saja siaran TVRI Sulbar jangkauannya tidak sampai ke Majene," sebut Arsalin.

Arsalin menambahkan, di Majene tidak ada stasiun TV lokal yang punya hak siar, sehingga tidak bisa dimaksimalkan penanyangan debat paslon ini.

"Di Majene ini tidak ada stasiun TV yang punya hak siar. Ada TV kabel, tapi saya tidak tahu ya apakah TVRI bisa koneksi kesana biar dapat disaksikan oleh masyarakat Majene, nanti dikonfirmasi ke TVRI," terang Arsalin.

Hingga berita ini dirilis belum ada kepastian dari pihak TVRI mengenai koneksi ke TV lokal Majene. Kepala bagian penyiaran TVRI yang dihubungi via ponselnya tidak memberikan jawaban karena HP-nya tidak aktif. (hm3)
Baca: wartaekspres.com