Sabtu, 09 Januari 2016

Abdi Dalem Terpenting Di Kadipaten Pakualaman Yogyakarta


YOGYAKARTA – wartaekspres.com - Dalam acara Jumeneng Dalem Kanjeng Gusti Pangeran  Adipati Arya Paku Alam X, Kamis, (07/01/2016) lalu. Ternyata para Abdi Dalem berbaju putih ini, sangat penting perannya. Tidak hanya dalam Jumeneng Dalem saja, ternyata setiap ada acara apapun dalam Kadipaten Pakualaman, Abdi Dalem ini yang akan selalu datang lebih awal.

Suronggono, itulah namanya, Abdi Dalem ini khusus untuk keagamaan, tidak dalam Jumeneng Dalem saja dilibatkan, setiap acara sakral Kadipaten Pakualaman Yogyakarta, para Abdi Dalem yang berjumlah 22 orang pilihan ini selalu diprioritaskan.

Suronggono ada  beberapa tingkatan, yang pertama Magang, lalu Jajar Mas, kemudian naik Mas Bekel, dan Mas Lurah.

Saat wartaekspres.com mewawancarai salah satu anggota Suronggono, Mas Lurah  Bojo Rahardjo mengatakan, “ Suronnggono seharusnya berjumlah 40 orang, kenapa sekarang berjumlah hanya 22 orang, karena sulit untuk mencari orang yang benar-benar mampu menguasai keagamaan, apa lagi ini untuk Kadipaten Pakualaman, jadi tidak semua orang bisa menjadi Suronggono,“ jelasnya.

Setiap orang yang masuk dalam Suronggono, sudah mendapat tugas masing-masing, mulai  pembacaan ayat suci Alquran, sampai memimpin doa.

“Setiap orang yang masuk dalam Suronggono, sudah mempunyai tugas masing-masing, seperti pembacaan do’a awal pembukaan, pembacaan ayat suci Alqur’an, pembacaan do’a akhir, jadi orang yang masuk dalam Suronggono, harus bertanggung jawab penuh dengan tugasnya,” tambah Bojo Rahardjo. 

Baca di www.wartaekspres.com

AGP Peduli Kunjungi Halim Agro, Tinjau Pertanian Organik Di Halim Perdanakusuma


JAKARTA – wartaekspres.com - AGP Peduli meninjau lokasi Halim Agro untuk pengembangan pertahanan pangan, sesuai dengan program pemerintah. Rombongan Tim AGP dipimpin oleh Indra Budianto, Sabtu (9/1) di Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.

Maksud dan tujuan Tim AGP Peduli ini adalah untuk mengetahui cara bercocok tanam dan hasil-hasilnya serta teknologi yang digunakan oleh Halim Agro, yang nantinya akan dikembangkan di daerah-daerah yang bekerjasama dengan organisasi atau instansi yang peduli dengan program pemerintah mengenai kemandirian dan ketahanan pangan.

Salah satunya dengan mengadakan kerjasama AGP Peduli dengan PWRI seluruh Indonesia, sehingga diharapkan pengurus PWRI akan sejahtera berkat dukungan penuh dari Artha Graha Peduli .

Surya Pertiwi Berdikari ada karena keprihatinan kami tentang masalah pertanian di Indonesia, yang ingin serba instan dan cepat dalam bercocok tanam, tanpa memperhatikan masalah-masalah yang akan timbul kemudian apabila kita menggunakan pupuk-pupuk yang bercampur dengan bahan kimia. Oleh karena itu, semua hasil produk dari Surya Pertiwi Berdikari terbuat dari bahan alami dan organik. Salah satu usaha yang bergerak di bidang Agro terutama sayuran, buah, lele dan susu.

Menurut Jejen, salah satu pengurus atau pekerja di lokasi Halim Agro yang luasnya kurang lebih total 32 hektar yang meliputi 25 item tanaman di antaranya selada, edamame, asparagus, kangkung, beet, jagung, bayam merah, tomat, brokoli, pakcoy. Pengolahan susu peras selain diambil susunya dan diolah menjadi Yoghut 5 rasa yaitu strowbery, anggur, lychee, melon, mix fruit.

Lanjutnya, penaman padi di lahan padi 3 hektar yang menghasilkan berat organik pilihan yang berkualitas bagus serta menghasilkan beras merah, tanpa adanya unsur bahan kimia, sehingga murni menggunakan pupuk organik. Begitupula dengan sayur-sayuran menggunakan pupuk organik tanpa campur bahan kimia sehingga hasil tanaman yang dihasilkan terjamin kesehatannya.

Lanjut Jejen, kami Halim Agro sudah bekerjasama dengan supermarket, Restoran Padang, Restoran Jepang, Toko Buah yang siap membeli produk kami sekarang rutin. Alhamdulilah, kami bisa menyediakan sayuran beras dan buah yang konsumen inginkan secara rutin.

Baca selengkapnya di www.wartaekspres.com

“Astaga”, Ratusan Desa Di Nias Selatan Tak Dialiri Listrik


Desa Hilifalago
NIAS SELATAN – wartaekspres.com – Meski pemerintah memiliki program listrik masuk desa (Lisdes), namun selama puluhan tahun ratusan desa di Kabupaten Nias Selatan, Kepulauan Nias, Sumatera Utara, hingga saat ini belum teraliri arus listrik.

Salah satunya adalah Desa Hilifalago, Kecamatan Hilionolalu, dimana warga yang tinggal di desa ini tak pernah menikmati cahaya lampu pada malam hari.

Situasi tersebut memaksa sejumlah warga desa membeli mesin Generator Set (Genset) guna memenuhi kebutuhan lisrik (penerangan) mereka tiap harinya.

Sementara warga lain yang tidak memiliki mesin (Genset), harus rela membayar antara Rp. 100.000 sampai dengan Rp. 150.000 perminggunya, demi mendapat aliran listrik dari warga pemiliki mesin (Genset).

Kepada wartaekspres.com, Fanewa Bago, Selasa (05/01) mengungkapkan, jika sebelumnya pemerintah daerah setempat pernah memberi janji akan memasukan aliran listrik ke desa mereka.

“Jangankan memakai alat rumah tangga yang menggunkan listrik, tidur malam pun kami tidak pernah menggunakan lampu sama sekali,” ujarnya.

Ironisnya lagi, Fanema menyampaikan, jika anak-anak di desa mereka hanya menggunakan lampu teplok saat belajar malam  hari.

Baca selengkapnya di www.wartaekspres.com

Bendera Rakyat Kuasa Berkibar Di Majene


MAJENE – wartaekspres.com - Untuk kali pertama, ratusan pemuda yang tergabung dalam Front Perjuangan Pemuda Indonesia (FPPI) se kawasan Timur Indonesia, menggelar Temu Konsolidasi Pemuda di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, Kamis (7/01/2016).

Pertemuan para aktivis ini diklaim sebagai tonggak awal lahirnya gerakan kepemudaan yang mengusung ideologi perjuangan Nademkra di kawasan Timur Indonesia, khususnya di Sulawesi Barat.
Salah satu agenda pertemuan tersebut adalah, menguatkan semangat pendidikan politik kaum muda baik di tataran lokal maupun nasional.

"Ya, pertemuan ini murni konsolidasi kader dan anggota FPPI, kita berharap organisasi ini mampu mewujudkan cita-citanya, yakni menghadirkan negara untuk rakyat, jangan sebaliknya ketika rakyat susah negara entah kemana," sebut Yusri Mas'ud, ketua Nasional FPPI Pusat Jakarta yang ditemui di sela-sela acara tersebut.

Bertempat di Aula Wisma Yumari, Kp. Baru Majene, Forum Konsolidasi FPPI se-Kawasan Timur Indonesia ini turut dihadiri beberapa pengurus pusat organisasi yang berlambang Rakyat Kuasa ini. Selain itu, juga hadir perwakilan dari sejumlah kabupaten/kota di wilayah Sulawesi Selatan, Sulteng, Sultra, dan beberapa daerah di wilayah regional Sulawesi lainnya.

Baca selengkapnya di www.wartaekspres.com

Tersorot Kamera, Oknum Polisi Ini Larang Wartawan Meliput


Bripda Fani Novian Surya
GUNUNGSITOLI – wartaekspres.com – Penghalangan dan pengangkangan terhadap profesi jurnalist kembali terjadi, kali ini menimpa seorang wartawan online, berinisial SV, yang mengemban tugas peliputan di wilayah Kota Gunungsitoli, Nias, Sumatera Utara, Jumat malam, (08/01).

Insiden berawal, saat SV melakukan peliputan atas peristiwa Lakalantas antara sepeda motor yang dikendarai oknum polisi bernama Bripda Fani Novian Surya dengan mobil minibus Avanza milik seorang warga Kota Gunungsitoli.

“Melihat saya mengarahkan kamera, polisi itu langsung melarang saya supaya tidak melakukan tugas peliputan sembari berkata, “tolong kamera bos jangan diarahkan ke saya”, ungkap SV kepada wartekspres.com.

Ironisnya, bukan hanya Bripda Fani Novian, salah seorang rekannya yang lain juga menghadang SV untuk melakukan peliputan. “Saya kurang tahu nama polisi yang satu lagi, namun pastinya dia mendatangi saya sambil berkata “jangan gitulah bang, tolong kameranya dimatikanm,” sebut SV.

Lebih jauh SV mengatakan, bahwa ia sangat tidak terima dengan perilaku kedua oknum polisi yang melarangnya melakukan peliputan atas peristiwa laka lalulintas dimaksud, dan rencananya SV akan mengadukan perilaku kedua oknum polisi tersebut kepada Kapolres Nias.

“Jelas, mereka telah mengangkangi kebebasan pers sesuai UU No. 40 Tahun 1999, dimana harusnya polisi juga sebagai rekan kerja wartawan bukan menjadi musuh seperti yang dilakukan kedua oknum polisi itu,” tutup SV.

Baca selengkapnya di www.wartaekspres.com