Selasa, 20 Oktober 2015

Mengapa RM Lebih dipilih Kelompok Akademis? Ini Komentar Mantan Presiden BEM Unismuh Makassar.


Wahyu S. Kuba
MAJENE – wartaekspres.com - Sejumlah figur yang merepresentasi kelompok akademis dikabarkan telah menjatuhkan pilihan politiknya ke Paslon no. urut 3, Rizal Siradjuddin-Mulyadi Bintaha.
 
Seperti yang dikutip dari sebuah media massa, sejumlah dukungan dari kelompok akademis akan menjadi kekuatan baru Paslon RM di Pilkada Majene 9 Desember 2015 mendatang. Beberapa tokoh intelektual yang dikabarkan merapat ke Paslon no. urut 3 antara lain Dr. Rahmadi Tambaru dengan Dr. Hj. Siti Muhyina Muin, serta Dr. Muh. Idris DP yang dikabarkan turut memback-up pasangan RM.

Menanggapi hal ini, mantan Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unismuh Makassar, Wahyu S. Kuba mengatakan, bahwa kelompok akademis sudah pasti pemilih cerdas. Karenanya menurutnya Wahyu, mereka pasti sudah punya pertimbangan dari (aspek ilmiahnya-red).

"Mereka cenderung memilih berdasarkan pertimbangan logis. Sekarang mari kita petakan, siapa yang meragukan kecerdasan, pengalaman birokrasi Rizal Sirajuddin. Beliau mantan Sekda dan nyaris tidak ada cacat, beliau tamatan luar negeri (S2) dengan konsentrasi penataan kota, pengalaman sebagai Sekda yang notabenenya merupakan jabatan tertinggi di level PNS Kabupaten, itu pasti dipertimbangkan pemilih cerdas," urai Wahyu.

Lebih lanjut, mantan aktivis mahasiswa Makassar ini mengatakan, komposisi paket Rizal-Mulyadi dianggap refresentasi oleh kelompok pro perubahan di Majene, dimana fakta saat ini kemajuan Majene relarif stagnan, sedangkan di hampir semua daerah mengalamai kemajuan pesat. Karena itu kata Wahyu, pasangan RM satu-satunya paslon yang dianggap mampu melakukakan penataan di kabupaten yang mengusung tagline Kota Pendidikan ini.

"Kalau di sektor pendidikan, siapa yang tak kenal pak Mulyadi, beliu mantan Kadis Pendidikan Majene dan Sulbar, mantan Kepala BPMPD Provinsi Sulbar, dimana BPMPD adalah Badan yang mengurus tentang desa, sehingga beliu sudah paham kondisi desa, mau diapakan desa dan apa kebutuhan masyarakat desa. Setelah itu, beliu jadi Ketua PGRI, saya kira para pemikir pasti lebih tahu kualitas para kandidat," tutup Wahyu. (hm3)
Baca: wartaekspres.com

1 komentar: