Sabtu, 09 Januari 2016

Silsilah Kerajaan Kutai


Beribukota Di Martapura Muara Kaman Dari Tahun 350-1605
“Alpiansyah Gelar Maharaja Srinala Praditha Alpiansyahrechza Fachlevie Wangsawarman (Kepala Adat Besar) Pemangku Adat, Raja Kuasa Wilayah Di Pertuan Agung”


1.      Mitrongga Keturunan Warga Sungga Raja dari Negeri Magada (India Selatan Sekarang), yang melahirkan Atwangga Raja Bakulapura (Kalimantan) yang berputrakan Antara lain:
-          Maharaja Kudungga menjadi Raja Bakulapura di Naladwipa (Kalimantan sekarang)
-          Maharaja Selendra Radjendrawarman menjadi Raja Pertama di Negeri Perak di Campa (Kamboja sekarang)
2.      Atwangga adalah Raja Bakulapura (Kalimantan), anak Mitrongga keturunan Warga Sungga Raja dari Magada Kawin dengan kakak Permaisuri Dewawarman VII yang melahirkan Putrispatikarnawa diperistri oleh Dewawarman VIII (Prabu Dharmawirya Dewawarman Salakabhuwana).yang melahirkan antara lain:
-          Mahaputridewi Minawati Gelar Iswari Tungga Pertiwai Warmandewi diperistri Maharesi Dari Wamsa Salankayana di Bharata Raja Tarumanegara I Gelar Jaya Singawarman atau Guru Darmapurusa yang melahirkan Purnawarman Raja Tarumanegara II
Adapun Saudara Purnawarman satu Ibu:
-          Mahadewi Harinawarmandewi bersuami Pedagang Kaya di Bharata
-          Candrawarman menjadi Duta Kerajaan Tarumanegara di Kerajaan Cina
Adapaun Adik lain Ibu antara lain:
-          Sanggajahwarman menjadi Duta Keajaan Tarumanegara di Sumatra
-          Sangpadmawarman menjadi Duta Kerajaan Tarumanegara di Srilangka
-          Sangbarunawarman menjadi  Menteri Panglima Laut Tarumanegara
-          Sangsukretawarman menjadi Hakim Kerajaan Tarumanegara
Catatan: Dewawarman VII yang melahirkan Putri Spatikarnawa Diperistri oleh Dewawarman VIII (Prabu Dharmawirya Dewawarman Salakabhuwana), melahirkan Maharaja Asmawarman Saudara Ibu Maharaja Purnawarman yang kawin dengan Putri Kudunga Penghulu (Raja Bakulapura) di Kalimantan juga bersaudara dengan Mahaputri  Dewi Indari dan Maharaja Dewarman IX
Catatan: Bahwa Dewawarman II bersaudara dengan Gopala Jayanegarana dan Putri Gandhari Lengkara Dewi Putra Puti Dari Dewawarman VI yang kawin dengan Putri Dari Bharata Nagari, II memperistri seorang  bernama Putri Candralocana inilah nantinya akan menurunkan Raja Raja di Pagaruyung  Sumatra dan Raja Raja Melayu di Jambi dan Malaysia
3.      Kudungga di Tahun 350 Masehi menjadi Raja Bakulapura dengan Gelar Sri Maharaja Kudungga anak dari Atwangga cucu dari Mitrongga Keturunan warga Sungga Raja dari Negeri Mangada kawin dengan Putri Gamboh Gelar Mahasuri Gabok anak Puan Serdang Raja Melaya Negeri Singkarak di Utara Pulau Kalimantan dan atas Perkawinan tersebut lahirlah 5 orang Putri antara lain:
-          Mahaputri Karang Kelungsu
-          Mahaputri Ragel Mayang
-          Mahaputri Ragel Kemuning
-          Mahaputri Ragil Mayangsari
-          Mahaputri Seri Gari Bergelar Mahasuri Seri Gari
4.      Mahasuri Sri Gari anak Kudungga Raja Bakulapura di Tebalrung (Tebalai Indah Sekarang) dengan Gelar Maharaja Sri Kudungga kawin dengan Asmawarman anak Raja Salaka Negara Danawarman Ke VIII yang mendapat hadiah Sebidang Tanah  dari Maharaja Kudungga. Daerah tersebut bernama Qwitaire Maradapur (Kutai Martapura) atas Perkawinan tersebut lahirlah anak antara lain:
-          Wamserangen Gelar Maharaja Sri Mulawarman Nala Dewa yang membangun Istana di Daerah Tepian Batu (Berumbus) Tajung Gelumbang serta atas anugerah Ayahndanya Asmawarman dalam Kurban Agastya di Kutai Martadipura Tepi Sungai Mahakam

Maharaja Sri Mulawarman diberi Hak memerintah dari Tahun (400-446 Masehi) dan membangun Pasangrahan Tiang Kayu Besi (Telihan Sepuhun) di Tanjung Serai dan tempat Pemujaan Pure 9 Candi di Gunung Berubus (Benua Lawas) maka sepanjang sejarah Raja Mulawarman pernah melaksanakan Kurban diantaranya Bahuswarnakan, Waprakswara, Kalpataru, Jiwandana dan Bahagrata dengan bukti Pendirian    7 Buah Prasasti Yupa dan Pendirian Yoni serta Tiang Batu di kenal dengan Lesung Batu dan Gerbang Istana dari Batu Merah dengan Dua Ekor Patung Bernama Lembu Ngeram sebagai Lambang Kerajaanya yang bermotto Tuah Emba Arai dan dari semua bangunan serta Kurban ini menandakan Raja Mulawarman Menjadi Raja Kuat dan Berkuasa dan dialah Raja Pertama Kutai Matadipura (Muarakaman)

-          Wamsajenjat Bergelar Maharaja Dijayawarman Memperistri Putri Raja Campa (sempat menjadi Raja Campa) dan kemudian membangun Kerajaan Negeri Perak di Malaya dan terkenal dengan nama Geming Kaca dan Menurunkan Raja Sriwidajaya di Sumatra (584 Masehi) adapun turunanya terkenal antara lain Dapunta Hiyang dan Darma Setu
-          Wamsateku Gelar Maharaja Gunawarman Kawin Putri Raja Tarumanegara dan Menjadi Bangsawan di Terutamanegara

5.      Maharaja Sri Wangsawarman adalah Putra Maharaja Sri Mulawarman yang Menjadi Raja di Muarakaman dari Tahun (446-495 Masehi ) yang menurunkan Raja-Raja Kutai Martadipura antara lain:
-          Maharaja Mahawidjayawarman memerintah (495-543 Masehi)
-          Maharaja Gaja Yanawarman memerintah (543-590 Masehi)
-          Maharaja Wijaya Tunggawarman memerintah (590-637 Mesehi)
-          Maharaja Jaya  Tungga Nagawarman memerintah (637-686 Masehi)
-          Maharaja Nala Singawarman memerintah (686-736 Masehi)
-          Maharaja Nala Prana Tunggawarman memerintah (736-783 Masehi)
-          Maharaja Gadinggawarman Dewa memerintah (783-832 Masehi)
-          Maharaja Indrawarman Dewa memerintah (832-879 Masehi)
-          Maharaja Singa Wiramawarman Dewa memerintah (879-926 Masehi)
-          Maharaja Singa Wargalawarman Dewa memerintah (926-972 Masehi)

6.      Maharaja Singa Wargalawarman Dewa memrintah (926-972 Masehi) dan melahirkan anak antara lain:
-          Maharaja Cendrawarman Dewa menjadi Raja Kutai Martapura memerintah (972-1020 Masehi) yang melahirkan Prabu Mula Tungga Dewa
-          Maharaja DRadja Jayawarman Kawin dengan Putri Raja Sriwijaya di Siguntang Mahameru di Sumatra menjadi Raja disana

7.      Maharja Prabu Mula Tunggal Dewa memerintah Kutai Martapura (1020-1069 Masehi). Melahirkan anak antara lain:
-          Maharaja Nala Indra Dewa yang melhirkan Aji Putri Pidara Putih yang kemudian menjadi Raja Kutai Martapura dengan Gelar Maharatu Mayang Mulawarni yang berperan dengan Pangeran dari Cina Bangsa Thai akibat perbedaan tatakerama (Adatistiadat)
-          Mahaputri Nilaperkastiawati Dewi diperistri oleh Raja Pakwan Padjajaran bernama Hinggiling Wesi yang bergelar Prabu Wisnu Dewata murti dalam Tahun 1030 Masehi
-          Maharaja Indra Mulia Tunggawarman Dewa menjadi Raja Kutai Martapura

8.      Maharaja Nala Indra Dewa memerintah dari Tahun 1069-1117 Masehi dan dibantikan oleh Putrinya maharatu mayang Mulawarni memerintah (1117-1166 Masehi) dan di Gantikan Adiknya Maharaja Indra Mulia Tunggawarman Dewa dari Tahun 116-1214 Masehi) adapun Putranya antara lain:
-          Maharaja Srilangka Dewa menjadi Raja Kutai Martadipura Muatakaman melahirkan Maharaja Guna Perana Tungga menjadi Raja Kutai Martadipura dan Adinda seorang Putri bernama Mahaputri Sangkariak Kebon Putra Gah Bongantana alias Sangkariak Kebon Putra Gah Bongan dan istrinya Gah Bonggek adalah Putra Raja Bola Bongan Dayak Benuaq Isui di Jempang Sungai Ohong yang mana Rajanya bernama Hirong Soga Tana yang kelak memiliki cucu bernama Geregas Pati atau Aji Tulur Dijangkat anak Sangkariak Kebon, Pendiri Kerajaan Pinang Sendawar di Melak menyatukan Benuak dan Tujung
-          Panji Sengiyang memperistri Putri Surak dari Indu Anjat yang berdiam dilamin Juno di Daerah Batanglunang (Perian) menjadi Adipati disana dan melahirkan anak bernama Aji Seranding Dipati I dan beristri anak Raja Melayu bernama Puan Metam saudara Petinggi Hulu Dusun bernama Babu Jaluma,melahirkan Aji Seranding Dipati II bersaudara pula dengan Aji Putri Karang Melenu yang diangkat anak oleh Petinggi Hulu Dusun Babu Jaluma yang dikawinkan dengan Adik Raja Majapahit Raden Wiajaya gelar Kartardjasa Jaya Wardana yang lain Ibu bernama Raden Kusuma yang diangkat Batara (Pimpinan Militer Kerajaan Majapahit di Tunjung Kute) kemudian menjadi Adipati di Hulu Dusun (Tepian Batu) Kutai lama di Tanjong Pirwana setelah menjadi Maha Mangku Bumi Jahitan Layar Raden Kusuma anak Lembutal,Cucu Mahisa Wonga Telong Putra Ken Arok dan Ken Dedes Raja Singo Sari ini bergelar Aji Batara Agung Dewa Sakti Alias Maruhum Aji Mangkat (Menjadi Raja Kartanegara Pertama), Liat Silsilah Kesultanan Kutai Kartanegara

9.      Maharaja Guna Perana Tungga naik Tahta di Kutai Martapura dalam Tahun (1265-1325 Masehi) yang melahirkan Putra /Putri antara lain:
-          Tan Reniq bergelar Maharaja Widjayawarman memrintah Kutai Martapura dari Tahun (1337-1373 Masehi) karena terjadi perbutan kekuasaan maka Kerajaan Kutai Martapura dipegang oleh Dewan Naladuta dari Tahun  1325-1337 Masehi dan Tan Reniq Dewasa dan menjadi Raja di Kutai Martapura yang melahirkan Maharaja Indra Mulia memerintah dari Tahun (1373-1407 Masehi)  yang bermuhibah ke Kutai Kartanegara dan Ke Majapahit bersama Rombangan dengan Kapal Laut
-          Maha Dewi Randayan Bunga bersuamikan Naga Salikali alias Kemuduk Bengko Raja Larak Kota (Rantau Batu Gonali) anak dari Kemuduk Suma dan atas Perkawinan Maha Dewi Randayan Bunga bersuamikan naga Salik alias Kemuduk Bengko Raja Larak Kota, inilah yang melahirkan Muk Bandar Bulan diperistri oleh Geregas Pati alias (Aji Tulur Ddjagkat penyatu Tunjung Benuak disebut Tok-Nyoi)
-          Mahaputri Indra Perwati Dewi yang diperistri oleh Aji Batara Agung Paduka Nira anak Raden Kusuma dan Aji Putri Karang Melenu. Perkawinan ini di Bungalo Mengkaying maka Putri mendapat gelar Aji Paduka Suri atau Mahasuri di Bengalon

Terjadinya perbutan kekuasaan diantara Kutai Martapura dan Kutai Kartanegara dari Tahun 1325-1605
Anak-anak Maharja Guna Perana Tungga mulai memperebutkan Hak Kekuasaan, sementara Dewan Nala Duta memegang Pemerintahan di Kerajaan Kutai Ibukota di Martpaura mempertahankan bahwa Maha Putri Indra Dewi tidak berhak atas Tahta Kerajaan walaupun dia diperistri  oleh Bangsawan dari Kutai Kartenegara yang berasal dari keturunan Raja Singosari (Raja  Kartanegara) dan saudara Raja Mapahit (Jawa Timur) dan Kerajaan Kutai di Martapura tidak mau tunduk dengan Kekuasaan Majapahit, sehingga terjadi Dua Pemerintahan yang ada di Kutai yakni Kerajaan Kutai di Martapura Muara Kaman tidak di akui oleh Kerajaan Mapahit dan Kerajaan Kutai Kartanegara di Jahitan Layar yang merupakan Negara Majapahit

Adapun Maharaja Nala Praditha melahirkan Maharaja Indra Parutha yang berputakan antara lain:
1.      Maharaja Dermasetya
2.      Maharaja Setya Guna
3.      Setya Yuda menjadi Raja Kutai Martapura Muara Kama terkir
4.      Panji Wening Pati yang memperistri Putri Cindurmata, anak Raja Galuh (Jawa) didalam sejarahnya Pemerintahan ini disebut Pemerintahan 3 Raja sekalinobat, karena yang berperang dengan Kerajaan Kutai Kartenegara, maka didalam Pemerintahan di Kerajaan Kutai Martapura di bantu oleh Maharaja Setya Yuda dan Maharaja Setya Guna, serta orang besarnya terdiri:
1.      Perdana Menteri Ujung Nali
2.      Pangkima Menteri Sri Tama
3.      Mahamenteri Puan Ajang (Orang dari Negeri Serajang)
4.      Menteri Ngabehi Cacu
5.      Mangku Bumi Ki Narang Baya

Silsilah di atas menyatakan perkawinan Putri Puan Gamboh anak Raja Sagara di Malaya dan Kudungga (Keturunan India & Campa) inilah perpaduan kekuatan Kerajaan Quetaire menjadi Silsilah Raja memerintah di Kerajaan-Kutai Ibukota di Martapura (Muara Kaman) Wamse Kerta Dinasty Wamsa Warman.

1. Maharaja Sri Kundungga Alias Cri Gedongga 350-375
2. Maharaja Sri Acwawarman Alias Wamsekerta 375-400
3. Maharaja Sri Mulawarman Naladewa Alias Wamseragen 400-446
4. Maharaja Sri Wangsa Warman 446-495
5. Maharaja Maha Wijaya Warman 495-543
6. Maharaja Gaja Yana Warman 543-590
7. Maharaja Wijaya Tungga Waraman 590-637
8. Maharaja Jaya Tungga Nagawarman 637-686
9. Maharaja Nala Singawarman 686-736
10. Maharaja Nala Perana Tungga Warmandewa 736-783
11. Maharaja Gadingga Warmandewa 783-832
12. Maharaja Indra Warmandewa 832-879
13. Maharaja Singa Wirama Warmandewa 879-926
14. Maharaja Singa Wargala Warmandewa 926-972
15. Maharaja Cendera Warmandewa 972-1020
16. Maharaja Prabu Mula Tunggaldewa 1020-1069
17. Maharaja Nala Indradewa 1069-1117
18. Maharatu Mayang Mulawarni Alias Putri Aji Pidara Putih 1117-1166
19. Maharaja Indra Mulia Tungga Warmandewa 1166-1214
20. Maharaja Sri Langgkadewa 1214-1265
21. Maharaja Guna Perana Tungga 1265-1325
22. Maharaja Nala Duta (Dewan Raja Perwalian) 1325-1337
23. Maharaja Puan Reniq Gelar Wijaya Warman 1337-1373
24. Maharaja Indra Mulia 1373-1407
25. Maharaja Sri Ajidewa 1407-1425
26. Maharaja Mulia Putra 1425-1453
27. Maharaja Nala Praditha 1453-1509
28 Maharaja Indra Parutha 1509-1534
29. Maharaja Derma Setiya 1534-1605

Silsilah Keturunan Maharaja Kutai Mulawarman Muara Kaman dari Tahun 1605-Sekarang
Pemelihara Purus Tali Penjutaian Diantaranya:
30. Nala Perana. (Adipati)
31. Nala Singga. (Adipati)
32. Singa Yuda. (Adipati)
33. Nala Marta. (Adipati)
34. Nala Mayang. (Adipati)
35. Lingka Gelar Nala Pati. (Penjawat Purus)
36. Danda Gelar Nala Guna. (Penjawat Purus)
37. Maja Gelar Nala Raja Tuha. (Penjawat Purus)
38. Salong Gelar Nala Mayang. (Penjawat Purus)
39. Kerincing Gelar Srinala Wangsa Warman . (Penjawat Purus)
40. Jamal Gelar Srinala Wangsa Dipura. (Penjawat Purus)
41. Dedong Gelar Maharatu Indra Mulia Sadewi. (Penjawat Purus)
42. Maskoer Gelar Maharaja Srinala Prabu Wangsawarman. (Penjawat Purus)
43. Alpiansyah Gelar Maharaja Srinala Praditha Alpiansyahrechza Fachlevie Wangsawarman
(Kepala Adat Besar) Pemangku Adat, Raja Kuasa Wilayah Di Pertuan Agung.

Dengan Maharaja Guna Perana Tungga naik Tahta di Kutai Martapura dalam Tahun (1265-1325 Masehi) yang melahirkan Putra /Putri, salah satunya Mahaputri Indra Perwati Dewi yang diperistri oleh Aji Batara Agung Paduka Nira anak Raden Kusuma dan Aji Putri Karang Melenu. Perkawinan ini di Bungalo Mengkaying (Bengalon sekarang) maka Putri mendapat gelar Aji Paduka Suri atau Mahasuri di Bengalon

Dulunya Daerah Bengalon dikenal dengan nama Kampung Sepaso. Sepasoa adalah Tanah Sumahan atau Tanah Sesembahan (jujuran) dari Raja Kutai bernama Aji Batara Agung Paduka Nira yang hendak meminang seorang Putri Bengalon yang bernama Putri Petung, disebutkan bahwa Putri Bengalon meminta “Membilang Kersik Sebokor, Membilang Karang Selanjung, Membilang Daun Rinding Yang Bergerak “. Aji Batara Agung Paduka Nira menyetujui dengan menyebutkan bahwa ” Mana-mana Yang Mendengar Petong Ini Meletop, Itulah Sumahannya”

Ada juga yang menyebutkan bahwa Bengalon terbentuk karena di sekitar sungai banyak terdapat pohon Bengalon makanya disebut dengan wilayah Bengalon. Aji Batara Agung Paduka Nira bersumpah, mana-mana yang tidak mau menurut itu katakan kepada aku, akulah lawannya dan lagi orang Bengalon hingga jenangku sampai di anak cucuku hingga bersahabat saja dengan anak cucuku, mana-mana yang menjadi Raja di Negeri Kutai inilah perjanjian Kutai dengan Bengalon sampai hari ini, jika susah Bengalon susah juga Kutai, dan jika susah Kutai susah juga Bengalon sampai sekarang ini, dan pada akhirnya Putri Bengalon dijadikan Paduka Ratu bergelar Aji Paduka Suri atau Mahasuri di Bengalon


Baca juga di www.wartaekspres.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar