KUTAI KARTANEGARA – wartaekspres.com - Upacara Tohoq adalah upacara yang dilaksanakan bagi orang yang baru meninggal, setelah enam/lima hari sesudah mayat dimasukan ke dalam Lungun. Aturan lagu ini adalah bila yang meninggal perempuan, maka upacara ini dilaksanakan selama lima hari, tetapi jika yang meninggal pria upacara ini dilaksanakan selama enam hari.
Hari Pertama (Nau Neruak):
Kebiasaan Neruak, yaitu jika ada orang yang meninggal mereka memukul tambur
sebagai tanda bahwa ada orang yang meninggal. Kemdian disusul dengan titi,
yaitu orang yang memukul gong secara sahut-sahutan seteleah nyawa lenyap dari
jasad.
Bersama dengan berpulangnya
seseorang ke alam baka, maka akan terdengar suara ratap tangis keluarga yang
ditinggali, dimana ratap tangis ini berisikan kata-kata yang sedih didengar
yang ditujukan kepada orang yang baru meninggal tersebut.
Menagisi orang yang telah
meniggal disebut Ngurik’ng. Setelah banyak orang yang datang, sebagian dari
mereka mengambil air sungai, sementara itu gong berhenti berbunyi dan ketika
mereka mulai memandikan mayat, gong dibunyikan kembali sampai upacara pemandian
mayat selesai dilakukan.
Setelah selesai memandikan mayat,
orang mati diberi Patik, yaitu membuat titik-titik dengan darah ayam yang telah
dipersiapkan sebelumnya pada muka, bagian badan, kedua lengan, dan kedua
kakinya. Tanda Patik ini dipercaya, agar roh-roh atau arwah-arwah lainnya dapat
mengenali bahwa orang tersebut telah meninggal.
Mayat yang telah meniggal
dibungkus dengan kain batik sebanyak 7 lapis, pada keluarga yang berada, jumlah
kain ini dapat dikalikan 2 yaitu 14, 21, 27 lapis.
Hari Kedua (Nau Intakng): hari
ini deisbut juga dengan hari pembuatan Lungun (peti kubur yang terbuat dari
batang kayu yang besar).
Hari Ktiga (Nau Petamaq Bangkai):
Pada saat memasukkan mayat ke dalam Lungun sebagai pengiringnya orang
membunyikan seperangkat alat musik yang disesuaikan dengan irama yang khas bagi
upacara kematian yang disebut dengan Dongkeq.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar