Senin, 16 November 2015

Kalpa Yogini Turangga Batin Lembu Ngeram, Sebagai Lambang Maharaja Kutai Mulawarman


Oleh : maharaja kutai mulawarman

TENGGARONG – wartaekspres.com - Turangga adalah tunggangan, jadi lembu diibaratkan binatang suci tunggangan Batara Guru dalam menyampaikan pensan dan ajaran sewaktu mengelilingi Ancapada atau Alam Dunia, sehingga Batara Guru dijadikan Dewa Brahma sebagai pengayom alam semesta.

Begitulah kiranya seorang Maharaja harus memiliki suatu Yogini Turangga batin atau tunggangan dalam menggapai harapan dan cita-cita kerajaan dan rakyatnya. Karena seorang kepala negara itu haruslah memiliki kekuatan moral, sehingga dihargai oleh para Ksatria maupun Brahmana sampai kepada rakyat jelata sebagai panutan utama. 

Dalam moto Tuah Emba Arai di Kerajaan Mulawarman meyerupai Bhinneka Tunggal Ika.  Moto Tuah, Emba dan Arai Maharaja Kutai Mulawarman.

Tuah
Tuah terdiri kata yang dipuja puji itu ada 4, yakni Tuhan, berwujud ibu dan bapak, alam berwujud bumi dan langit serta mahluk hidup di semesta raya ini, adalah sumber kekuatan ilmu. 

Makna tuah ini adalah ilmu keberuntungan atau sejenisnya, akan tetapi tuah dikenal dengan sesuatu yang berhubungan dengan ilham atau anugerah yang tanpa disengaja atau dalam arti kata lain datang begitu saja bak hujan emas dari langit, akan tetapi tuah hanya dapat dimiliki oleh orang yang jujur dan amanah. 

Dalam artian kata tuah ini adalah kekayaan isi langit dan bumi, maka di dalam masyarakat kutai dikenal bahasa –andok-ando-untung-betuah-anak-ku-ni –, artinya adalah sebuah pujian yang maha tinggi dapat disamakan dengan, ya-allah untnglah kami kau anugerahi anak yang cerdas dan berilmu, sehingga dapat bermanfaat bagi kami dan keluarga serta negara.

Jadi, makna yang tersirat di sini, bahwa jika bukan seorang yang memiliki kecerdasan dan kepandaian serta kepintaran, dia tidak akan mencapai ilmu. Bagaimana memimpin bangsa atau negara arti pribahasa dari bagai naga hilang kumala atau maharaja tanpa mahkota tak punya wibawa.

Emba
Emba, adalah terdiri suku kata etam, mencari, asal usul. Artinya kita semua mencari bersama-sama seorang yang jelas dulu siapa dirinya dan dari mana asalnya, maka pencarian ini akan menjadi suatu kejelasan, sehingga tidak meragukan siapa orang yang memimpin dan siapa yang dipimpin. Inilah yang dikatakan pencarian jati diri baik, bangsa ini harus ada kejelasannya hukum apa yang dipakai dan bagaimana pendirianya, kemana tujuannya. Jangan seperti kerbau kena belontang kera (moyet), artinya berkorban tapi tidak berguna, ini dapat disamakan dengan kata visi.

Baca selengkapnya di www.wartaekspres.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar