Kamis, 19 November 2015

Quo Vadis Kebijakan Maritim Di Daerah


Unhas
Oleh : Dr. Ir. Rahmadi Tambaru, M.Si.



wartaekspres.com - Tulisan ini  tergubah dan terinspirasi dari Diskusi Publik yang diselenggarakan oleh para mahasiswa pembaharu yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Mandar Majene (IM3) di Makassar beberapa waktu lalu.

Bermula dari kenyataan sejarah, fakta kebesaran kerajaan-kerajaan Nusantara memberikan gambaran betapa Indonesia sejak dulu merupakan Negara Maritim yang disegani. Dua kerajaan besar Nusantara (Kerajaan Majapahit dan Kerajaan Sriwijaya) sebagai contoh, adalah kerajaan-kerajaan yang bervisi maritim, memiliki wilayah kekuasaan menjangkau sampai ke daratan China dan India serta Australia. Kekuatan armada lautnya yang besar dan kuat menyebabkan penguasaan terjadi. Jejak sejarah itu menggubah bingkai kesatuan wilayah, Indonesia saat ini.

Kedua kerajaan itu menjadi penguasa yang mengatur lalu lintas perairan laut Nusantara di zamanya. Berbagai aturan yang diterapkan menjadi syarat baku yang diikuti dan ditaati. Kebijakan-kebijakan maritim yang ditetapkan merupakan fatwa yang harus diamini oleh para stakeholder jika memasuki perairan laut kekuasaannya. Penerapan standar ganda tidak diberi ruang untuk menegakkan aturan dan hukum, semuanya sama dan harus tunduk serta patuh pada titah kerajaan.

Penggambaran wilayah kekuasaan kedua kerajaan itu memberikan pencermatan, bahwa Indonesia memanfaatkan wilayah maritim untuk kepentingan rakyatnya sejak dahulu. Arus lalu lintas perdagangan yang ditandai dengan ramainya orang-orang asing yang melabuhkan kapalnya di bandar laut kerajaan, merupakan fakta yang tidak terbantahkan.

Hal ini menunjukkan, Indonesia merupakan salah satu negara yang aktif dalam perdagangan internasional dengan menjadikan laut sebagai media lalu lintasnya. Penggambaran itu merupakan retasan sejarah, bahwa Indonesia memang merupakan negara maritim dunia sejak dahulu. 

Konsep Indonesia sebagai negara maritim kembali menghangat seiring dengan pemaparan visi Jokowi dan JK di masa kampanye Pemilihan Presiden periode 2013-2018. Indonesia poros maritim dunia sebagai visi tagline yang diusungnya merupakan pengejawantahan betapa negara ini tidak bisa dilepaskan dengan laut.

Di atas kapal Phinisi di saat membawakan Pidato Kemenangannya, Jokowi kembali menyampikan visi itu dan mempertegas, bahwa maritim adalah masa depan kita. Ungkapan beliau tentang lautan, samudera, selat dan teluk merupakan peradaban masa depan Indonesia, adalah kalimat penguatan yang sampai saat ini masih terdentang di alam bawah sadar sebagian besar rakyat. 

Baca selengkapnya di www.wartaekspres.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar