Selasa, 29 Desember 2015

Revolusi Dalam Evolusi


Oleh: Letkol Inf Purnomosidi, S.I.P

wartaekspres.com - Orientasi pertanian berubah dari upaya memenuhi kebutuhan pangan domestik menjadi kebutuhan ekspor. Perlahan tapi pasti, rakyat dipaksa untuk membuka hutan menjadi perkebunan teh, karet, kina, kopi, kakau dan lainnya. Pemanfaatan lahan untuk perkebunan semakin menjauhkan petani terhadap jenis tanaman pangan untuk kebutuhan keluarga.

Pertanian merupakan salah kekayaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Pertanian Indonesia memiliki banyak potensi, sejarah pertanian telah membawa  revolusi yang besar dalam kehidupan manusia. Kebudayaan masyarakat yang tergantung pada aspek pertanian diistilahkan sebagai kebudayaan agraris. Cukup banyak obyek pertanian yang dianut di Indonesia meliputi budidaya tanaman (termasuk tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan), kehutanan, peternakan, dan perikanan.

Hingga abad 18, semua petani di belahan bumi ini masih menggunakan pertanian alami. Revolusi industri yang terjadi di Eropa telah mengubah wajah dunia menjadi serba cepat, massal dan global. Merkantilisme yang bergerak di awal abad 16 yang ditandai dengan penjelajahan samudera dan benua baru oleh bangsa Eropa semakin menemukan pasangannya setelah revolusi industri pecah di Prancis dan Inggris. Pelan-pelan merkantilisme berubah menjadi kolonialisme di bumi Asia, Afrika dan Amerika Latin. Pengenalan berbagai macam tanaman perkebunan untuk kepentingan Eropa dikembangkan secara besar-besaran di negeri jajahan, termasuk Indonesia.

Ketergantungan kita kepada komoditas pangan impor makin mengkhawatirkan saja. Kenaikan harga bukan sekadar fenomena rutin melainkan menjadi masalah krusial bahwa Indonesia memasuki darurat pangan. Untuk meningkatkan hasil panen dengan lahan yang makin menyempit memang sulit dan delimatis.

Sebenarnya negara kita memiliki potensi luar biasa untuk swasembada pangan. Jauhnya tempat produksi dengan tempat konsumsi menyebabkan gap harga yang tinggi. Sementara mengandalkan lahan pertanian di Jawa yang dekat dengan tempat konsumsi juga mengalami kendala. Semakin hari sawah di Jawa makin berkurang karena alih fungsi lahan untuk kepentingan perumahan, industri dan perkantoran.

Baca selengkapnya di www.wartaekspres.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar