Sabtu, 14 November 2015

Peristiwa Penting Dalam Perluasan Masjidil Halaram, Hajar Aswad Pecah 8


Oleh: Maharaja Kutai Mulawarman

TENGGARONG – wartaekspres.com - Selepas perluasan Masjidil Haram oleh Khalifah Ahmad bin Thalhab Al-Mu’tahid, terjadi dua peristiwa penting di masa kekhalifahan Ja’far bin Ahmad Al-Muqtadir. Pertama, dia memperluas masjidil Haram di area sebelah barat laut. Kedua, terjadi pencurian Hajar Aswad oleh sekte Qaramithah yang mula-mula tumbuh dan berkembang di Kufah pada tahun 277 H.

Hamdan bin Asy’ats mula-mula membawa ajaran kebatinan ini Kufah, untuk kemudian menyebarkannya hingga ke Syam, Irak, Yaman dan Hijaz. Khalifah Ahmad bin Thalhab Al-Mu’thadid berusaha menghancurkan sekte sesat ini, hingga mereka hancur di Kufah dan Syam. Namun, salah seorang jebolan sekte tersebut, Abu Said Al-Husain Al-Janabi, berhasil menyerukan ajarannya di Bahrain pada tahun 287 H dan anaknya, Abu Thahir Sulaiman bin Abu Said Al-Husain Al-janabi, membangun kota Ihsa sebagai basis pemerintahan dan pertahanan.

Menurut Ibnu katsir, pemimpin sekte ini, Abu Muhammad ‘Ubaidillah bin Maimun Al-Qadah mulanya adalah seorang Yahudi yang berprofesi sebagai tukang emas. Dia kemudian masuk Islam dan mengklaim sebagai ahlul bait. Banyak orang-orang suku Barbar dari Afrika yang kemudian percaya padanya sehingga dia berhasil menguasai wilayah-wilayah tersebut.

Siapapun sebetulnya mereka, yang jelas Abu Thahir Sulaiman bin Abu Said Al-Husain AL-Janabi menyerang Masjidil Haram. Penyerangan dilakukan dengan senyap. Sekelompok orang dari mereka bergabung bersama jamaah haji irak dipimpin oleh Manshur Ad-Dailami. Bersama-sama, rombongan jamaah haji itu masuk ke dalam Masjidil Haram, masing-masing khusyuk melaksanakan ibadah.

Ketenangan itu tiba-tiba pecah ketika tentara sekte Qaramithah mengeluarkan pedang dan melakukan pembantaian. Para jamaah lari tunggang-langgang untuk menyelamatkan diri. Sebagian pasrah dengan berpegang kelambu Kakbah. Satu demi satu jamaah yang panik itu jatuh terkena sabetan pedang.

Abu Thahir lalu berdiri di pintu Kakbah. Dengan dikawal tentaranya, dia berkata dengan angkuh, “Aku adalah Allah. Aku bersama Allah. Akulah yang menciptakan makhluk-makhluk dan aku pula yang membinasakan mereka.”

Baca selengkapnya di www.wartaekspres.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar