JAKARTA
– wartaekspres.com – Selasa (16/08/2016),
diadakan rapat sidang paripurna pada pukul 09.00 WIB pagi di ruang Paripurna 1,
Gedung MPR/DPR RI, Senayan Jakarta, Senin (16/08/2016).
Di sela kesibukan sidang, wartaekspres.com
berhasil mewawancarai Wakil Ketua Komisi VII DPR dari Fraksi Partai Golkar Satya
Widya Yudha. Dari hasil wawancara mengenai migas dan stabilitation clause, Satya
Yudha memaparkan, bahwa dari segi migas itu sebenarnya meningkatkan cadangan.
Itu sebenarnya program-program hasil pembicaraan antara pemerintah dan DPR.
Satya Yudha mengatakan, tidak
khawatir saat pemerintah mengganti menteri dalam waktu yang sangat singkat.
Semua itu sudah kaida antara pemerintah dan DPR.
Di bidang investasi pertambangan,
menurut Satya, DPR mendorong bahwa investasi di sektor pertambangan sangat
interaktif. Maka kita memberikan peluang kepada pemerintah untuk berinovasi
memberikan insentif di saat suasana global dunia yang sangat ketat.
Dan inovasi itu beragam di dalam
migas, agar bisa mengadopsi saat minyak dunia sangat turun dan bisa mengadopsi
di saat minyak dunia sangat tinggi. Agar bisa mengikuti dinamika dan bisa
membuat investasi jadi bergairah.
Kepastian kontrak, menurut Satya Yudha,
adalah salah satu yang harus ditegakkan, tetapi harus tetap mengutamakan
kedaulatan negara di atas segalanya. Jangan sampai sebuah kontrak itu tidak
bisa menuruti bunyi daripada undang-undang yang dikeluarkan pemerintah.
Maka dari itu, pemerintah di dalam
kontrak-kontrak baru kedepan, DPR mendorong munculnya stabilitation clause. Dan
clausul ini melindungi kepentingan investor dan pemerintah apabila ada kontrak
yang terganggu.
Menurut Satya lagi, ada ruang untuk
berbicara antara investor dan pemerintah di saat mana mereka merasa sangat
tidak diuntungkan, dan ketika pemerintah atau negara mengeluarkan peraturan
pajak baru dan peraturan-peraturan baru, maka kita harus hargai. Dari segi DPR
sebagai mitra sudah melakukan kebijakan-kebijakan yang sudah diputuskan.
Ketika disinggung, apakah siap jika
ditunjuk sebagai menteri? Satya Yudha hanya mengatakan, serahkan semua pada Presiden.
“Sesuatu yang belum pasti terjadi tidak boleh dijawab, jadi kita hargai sikap dari
Presiden,” ujarnya. (Angel/yohanes)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar