Satia, Lurah Lenteng Agung. |
JAKARTA
- wartaekspres.com - Belum semua petugas kebersihan
memperoleh honornya dari Pemprov DKI Jakarta. Hal tersebut terlihat di beberapa
kelurahan yang membayar honor petugasnya dari hasil pengutipan uang kebersihan
dari warganya. Demikian pula yang dilakukan di wilayah Kelurahan Lenteng Agung,
Jakarta Selatan.
Sekitar 20 orang petugas kebersihan yang
dipekerjakan pihak Kelurahan Lenteng Agung, semuanya masih berstatus tenaga
honorer yang diupah berdasarkan swadaya warganya. Setiap Kepala Keluarga di
Kelurahan Lenteng Agung, dipungut biaya kebersihan, setiap bulannya.
Pekerja kebersihan di wilayah Kelurahan Lenteng
Agung, setiap bulannya memperoleh honor sebesar Rp 3.100.000,- per orang. Atau
setara dengan Rp 100.000,- per hari. Kenapa terbilang sejumlah Rp 3.100.000,-
per bulan, sebab dihitung upah harian sebesar Rp Rp 100.000,- per hari,
kemudian jumlah hari yang dipakai sebagai patokannya, yaitu usia hari terbanyak
setiap bulannya yang 31 hari itu. Makanya, jumlah honor mereka setiap bulannya,
memperoleh Rp 3.100.000, aku mereka ke wartaekspres.com
yang bertanya terhadap mereka.
Maman Sumarman-Sekretaris Kelurahan. |
Pengakuan warga Lenteng Agung, setiap bulannya
mereka dipungut biaya kebersihan sebesar Rp 15.000,- sampai Rp 20.000,-
tergantung hasil musyawarah di setiap RT-RW masing-masing, dimana pelaksanaan
pungutannya, dijalankan oleh petugas dari RT masing-masing.
Sedangkan berita yang beredar di luar, bahwa semua
pekerja kebersihan di seluruh DKI Jakarta sudah ditanggulangi oleh Pemprov DKI
Jakarta, dengan gaji bulanan sebesar Rp 3 juta lebih, sesuai UMR (Upah Minimum
Regional).
Gaji yang dianggap bisa mencukupi kesejahteraan
pekerja kebersihan di lapangan itu, merupakan program yang dicanangkan Gubernur
DKI Ahok. Namun demikian, ternyata, belum semua pekerja kebersihan sebagai ujung
tombak tersebut, digaji sebesar UMR, karena yang sudah memperoleh gaji sebesar
itu, baru wilayah Jakarta Pusat, seperti bilangan Monas dan sekitarnya, karena
dekat dengan Istana Negara, makanya dibikin sebagai pilot proyek percontohan.
Sedangkan di wilayah kelurahan dijajaran Walikota
lainnya, masih menggantungkan kemampuan swadaya warganya masing-masing,
berdasarkan hasil musyawarah mufakat mereka. Hal tersebut diakui Satia, Lurah
Lenteng Agung, Jakarta Selatan yang membayar upah pekerja kebersihan di wilayahnya,
dari hasil pungutan dana kebersihan swadaya masyarakat di wilayah kerjanya.
“Kami membayar honor mereka dari hasil swadaya masyarakat,
mereka yang digaji sebagaimana yang diterima pekerja di wilayah Jakarta Pusat, merupakan
Pilot Proyek Pemprov DKI Jakarta, sebagai percontohan,” katanya menjawab
konfirmasi wartaekspres.com di ruang
kerjanya, yang dibenarkan oleh Sekretaris Kelurahan Maman Sumarman, di tempat
dan waktu berbeda.
Harapan para pekerja kebersihan, supaya honor yang
diterima disamakan dengan rekan sejawatnya yang bekerja di wilayah Jakarta
Pusat, ungkap mereka ke wartaekspres.com.
Para pekerja kebersihan yang dibrifing sebelum dan sesudah menjalankan tugasnya. |
Apa yang menjadi harapan para pekerja kebersihan
itu, memang sedang diperjuangkan oleh Satia, Lurah Lenteng Agung, namun masih
dalam proses penggodokan di tingkat pimpinan Pemprov DKI Jakarta di bawah
kepemimpinan Ahok.
“Mudah-mudahan bisa segera direalisasikan harapan
para pekerja kebersihan tersebut, karena kami terus berusaha memperjuangkannya,”
jelas Satia optimis.
Gerobak baru, bantuan dari Pemprov DKI Jakarta sebanyak 20 buah yang siap dibagikan ke RT-RW setempat. |
Untuk tahun anggarana 2016 ini, Kelurahan Lenteng
telah memperoleh bantuan 20 buah gerobak pengangkut sampah yang akan disalurkan
ke setiap RT-RW, untuk diangkut menuju
TPS (Tempat Penampungan Sementara), sebagai sentral pembuangan yang akan
diangkut oleh truk sampah di bawah koordinasi Dinas Kebersihan dan Pertamanan
DKI Jakarta.
Setidaknya, 10 RW dan 140-an RT di wilayah Kelurahan Lenteng Agung, sampahnya
dipastikan terangkut secara rutin setiap harinya. Kebersihan dan disiplin warga
dalam membuang sampah, diharapkan terbina dan terkontrol dengan baik, mengingat
posisi Kelurahan Lenteng Agung yang berada di samping atau tepian Sungai
Ciliwung. Di mana kemungkinan sebagai pemasok pembuangan sampah oleh warganya,
bisa jadi akan terulang,manakala tak terkontrol secara ketat oleh lingkungannya
masing-masing. Sehingga, penumpukan sampah di Sungai Ciliwung, dapat
terhindarkan. (Abdul Karim Choiri)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar