Crist Purnomo |
BEKASI
– wartaekspres.com - Sejumlah orang tua murid menuangkan kekecewaan atas
wacana yang diusulkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy soal
"Full day school" atau sekolah sehari penuh yang disetujui oleh Wakil
Presiden Jusuf Kalla.
Penambahan jam sekolah ini maksudkan, agar
bisa memberikan kesempatan kepada pihak sekolah untuk menanamkan pendidikan,
karakter kepada peserta didik atau siswa. Namun wacana ini jelas ditolak oleh sejumlah
orang tua murid.
Para orang tua murid mengatakan, apabila
keputusan ini berjalan akan berdampak kurang baik kepada anak-anak mereka,
serta kurangnya waktu anak dengan orang tua.
"Gimana bagus pak, banyangin aja anak
pulang jam 5 sore, setelah itu anak mengerjakan PR (pekerjaan rumah), mau
sampai jam berapa anak saya belajar, kapan dia bisa bermain dengan adik dan
orang tuanya," ujar ibu Yuli di Bekasi.
Yuli juga menambahkan, belum lagi dampak kemacetan
apabila waktu pulang sekolah dibarengin dengan waktu pulang kerja kantor.
Hal yang sama juga dikatakan Crist Purnomo,
yang anaknya duduk di bangku SD kelas IV. Christ menolak keras wacana yang diajukan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Menurutnya, perpanjangan waktu sekolah
malah membuat anak jenuh, belum lagi akan adanya tambahan biaya buat jajan anak
di sekolah dan makan. Christ menambahkan, untuk mendidik anak bukan hanya tugas
sekolah, tapi orang tua berperan penting dalam mendidik. Dalam hal meluangkan
waktu lebih banyak kepada anak dan pengetahuan di luar lingkungan sekolah.
"Kalau anak sekolah sehari penuh,
kapan anak belajar tentang agama, seperti ngaji. Apakah pak Menteri ingin
menjadikan murid kafir dan gak paham tentang agama?". Para orang tua murid
mengharapkan perpanjangan waktu sekolah dapat ditinjau kembali oleh pemerintah.
(yohanes)
kalau sekolah fullday itu cocok nya di ponpes
BalasHapustetapi waktu belajar dgn waktu libur harus seimbang ini bagi ummat islam seperti di taiwan juga fuulday.
karena moyoritas ditaiwan satu agama kalau di terapkan di indo kayak nya nggak pass.