Kades
Tepian Langsat dan Orang PT AE Diduga Lakukan Intimidasi
Tim
Kuasa Substitusi Kerajaan Kutai Mulawarman (Panglima Utama & Panglima
Mahakam) bersama warga pemilik LU2 (SHM) saat investigasi LU2 Tepian Baru. (Foto: Sry)
|
TEPIAN BARU –
wartaekspres.com - Paska pemanenan buah sawait di atas
Lahan Usaha 2 (LU2) milik Warga Transmigrasi TUPT SP7 Tepian Baru, Kecamatan
Bengalon makin memanas, intimidasi-intimidasi kali ini datangnya bukan dari
orang-orang yang mengatasnamakan kelembagaan adat, namun datangnya dari orangnya
perusahaan dan Kepala Desa setemapat, yang berujung masuknya laporan polisi
dari Kepala Desa Tepian Langsant (Tepian Baru) Bahrudin, SE.
Apa
sebenarnya hubungan Kepala Desa tersebut dengan PT AE, dan benarkah kali ini
Bahrudin, SE mempengaruhi warga lain dan melaporkan kelompok 53 Warga UPT SP 7
Tepian Baru yang melakukan pemanenan
buah sawit di Lahan Usaha 2 (SHM) di Tepian Baru pada hari Jum’at 29 Desember
2015 lalu, tersebut ke pihak Kepolisian?
Dalam laporannya (via celuler), salah seorang warga yang
tergabung pada Tim 53 KK yang berinisial PR, kepada wartaekspres.com
menerangkan, setelah pemanenan Kepala Desa Tepan Langsat Bahrudin,SE menjumpai
warga yang kini pro PT AE. Dan Kepala Desa meminta, agar tidak memberikan SPK
pada warga UPT SP7 yang memanen di LU2.
Dengan nada mengancam, Bahrudin, SE mengatakan, awas saja
nanti polisi yang akan jemput warga UPT SP 7. “Lihat aja
nanti orang-orang yang panen itu akan ditangkap polisi.” Tak selang dua hari kemudian, pihak Kepolisian Kutai
Timur datang dengan membawa senjata lengkap (tembak) kurang lebihnya 15 anggota
polisi yang dipimpin Reskrim Polres Kutai Timur, mengambil alat-alat panen
sawit warga, yang menurutnya untuk barang bukti.
Masih menurut warga, “Sebelum adanya kami melakukan pemanenan
di atas LU2 (SHM) yang merupakan LU2 menjadi hak atas kepemilikan warga UPT
SP7, pihak kami sudah melakukan koordinasi dengan pihak Kepolisian Sektor
Bengalon.
“Pihak kepolsisin tidak melarang dan juga tidak menyuruh,
hanya satu permintaan tidak muncul anarkis di lahan,” ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar