Oleh: Kapten Arh Ajir
warta ekspres.com - Dialog antara Semar dengan Arjuna
yang membahas ajaran Pancawisaya :
Permadi: Kakang Badranaya, bagaimana
sesungguhnya Pancawisaya itu, kakang, coba uraikanlah yang jelas.
Semar: Ee, keterangannya demikian.
Panca itu lima, wisaya itu penghalang. Jadi, dasar untuk berlaku brata itu
harus mengerti terhadap lilitan penghalang atau penghalang yang menjerat lima
perkara. Keterangannya demikian: Rogarda, artinya sakit yang menimpa tubuh.
Kalau ditimpa sakit tubuh, berusahalah sungguh-sungguh, menerima dan rela hati.
Sangsararda, artinya sengsara yang menimpa tubuh. Kalau ditimpa sengsara badan,
berusahalah menahan dan berbesar hati. Wirangharda, artinya sakit yang menimpa
hati. Kalau ditimpa sakit hati, berusahalah tata, titi, kokoh pendirian serta
berhati-hati. Cuwarda, artinya sengsara yang menimpa hati. Jika ditimpa
kesengsaraan hati, berusahalah tenang, waspada serta ingat. Durgarda, artinya
hambatan yang menimpa hati. Kalau ditimpa hambatan hati, berusahalah percaya
diri dan yakin terhadap kekuasaan Tuhan.
Wejangan yang sangat mulia itu
mendapat tanggapan positif dari Arjuna. Semua wejangan Semar tadi membuat
pikiran dan hati Arjuna menjadi tenang dan tabah dalam melakukan perjuangan
hidup. Dalam adegan cerita di atas, tampak sekali peranan Semar yang dilukiskan
sebagai tokoh yang bijaksana, menguasai ilmu pengetahuan dan sangat berwibawa
di hadapan Arjuna. Padahal Semar hanyalah seorang panakawan, batur (abdi) yang
derajatnya jauh di bawah Arjuna.
Hal ini menunjukan bahwa Semar
adalah tokoh yang luwes, bisa berempan papan dan mampu bertindak secara tepat
pada situasi apa saja. Ketika berada di alam kahyangan Semar sangat dihormati,
disegani dan diperhitungkan pendapatnya oleh para dewa. Bahkan Bathara Guru
sebagai raja dewa sekalipun, terhadap Semar tidaklah berani sembarangan. Setiap
kali Bathara Guru melakukan kesalahan yang menyimpang dari prosedur
wewenangnya, yang mampu mengingatkan dan meluruskan jalan hidupnya hanyalah
Semar. Tokoh wayang lain jarang yang berani mengingatkan apalagi melawan. Juga
permaisuri Bathara Guru yakni Bathari Durga, hanya Semarlah yang mampu
mengendalikannya.
Meskipun di kahyangan Semar tidak
memiliki posisi dan jabatan apapun, tetapi berkat pengalaman, kedalaman ilmu,
dan kepatuhannya dengan hukum, dan keteguhannya terhadap nilai kebijaksanaan,
Semar berwibawa dan di hadapan para dewa yang terkenal mempunyai kekuasaan dan
kesaktian yang sangat luar biasa. Di dunia Marcapada pun Semar selalu menjadi
pamong, pendamping dan penasehat para raja serta satria luhur. Prabu Kresna,
raja Dwarawati yang dianggap kondang akan kecerdikan dan kebijaksanaan itu
terhadap Semar juga berlaku sangat santun.
Baca selengkapnya di www.wartaekspres.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar