Beribukota Di Martapura Muara Kaman Dari Tahun 350-1605
“Alpiansyah Gelar Maharaja Srinala Praditha Alpiansyahrechza Fachlevie Wangsawarman (Kepala Adat Besar) Pemangku Adat, Raja Kuasa Wilayah Di Pertuan Agung” |
1. Mitrongga Keturunan Warga Sungga
Raja dari Negeri Magada (India Selatan Sekarang), yang melahirkan Atwangga Raja
Bakulapura (Kalimantan) yang berputrakan Antara lain:
-
Maharaja
Kudungga menjadi Raja Bakulapura di Naladwipa (Kalimantan sekarang)
-
Maharaja
Selendra Radjendrawarman menjadi Raja Pertama di Negeri Perak di Campa (Kamboja
sekarang)
2. Atwangga adalah Raja Bakulapura
(Kalimantan), anak Mitrongga keturunan Warga Sungga Raja dari Magada Kawin
dengan kakak Permaisuri Dewawarman VII yang melahirkan Putrispatikarnawa
diperistri oleh Dewawarman VIII (Prabu Dharmawirya Dewawarman Salakabhuwana).yang
melahirkan antara lain:
-
Mahaputridewi
Minawati Gelar Iswari Tungga Pertiwai Warmandewi diperistri Maharesi Dari Wamsa
Salankayana di Bharata Raja Tarumanegara I Gelar Jaya Singawarman atau Guru
Darmapurusa yang melahirkan Purnawarman Raja Tarumanegara II
Adapun Saudara Purnawarman satu Ibu:
-
Mahadewi
Harinawarmandewi bersuami Pedagang Kaya di Bharata
-
Candrawarman
menjadi Duta Kerajaan Tarumanegara di Kerajaan Cina
Adapaun Adik lain Ibu antara lain:
-
Sanggajahwarman
menjadi Duta Keajaan Tarumanegara di Sumatra
-
Sangpadmawarman
menjadi Duta Kerajaan Tarumanegara di Srilangka
-
Sangbarunawarman
menjadi Menteri Panglima Laut
Tarumanegara
-
Sangsukretawarman
menjadi Hakim Kerajaan Tarumanegara
Catatan: Dewawarman VII yang melahirkan
Putri Spatikarnawa Diperistri oleh Dewawarman VIII (Prabu Dharmawirya
Dewawarman Salakabhuwana), melahirkan Maharaja Asmawarman Saudara Ibu Maharaja
Purnawarman yang kawin dengan Putri Kudunga Penghulu (Raja Bakulapura) di
Kalimantan juga bersaudara dengan Mahaputri
Dewi Indari dan Maharaja Dewarman IX
Catatan:
Bahwa Dewawarman II bersaudara dengan Gopala Jayanegarana dan Putri Gandhari
Lengkara Dewi Putra Puti Dari Dewawarman VI yang kawin dengan Putri Dari
Bharata Nagari, II memperistri seorang
bernama Putri Candralocana inilah nantinya akan menurunkan Raja Raja di
Pagaruyung Sumatra dan Raja Raja Melayu
di Jambi dan Malaysia
3.
Kudungga di Tahun 350 Masehi menjadi
Raja Bakulapura dengan Gelar Sri Maharaja Kudungga anak dari Atwangga cucu dari
Mitrongga Keturunan warga Sungga Raja dari Negeri Mangada kawin dengan Putri
Gamboh Gelar Mahasuri Gabok anak Puan Serdang Raja Melaya Negeri Singkarak di
Utara Pulau Kalimantan dan atas Perkawinan tersebut lahirlah 5 orang Putri
antara lain:
-
Mahaputri Karang Kelungsu
-
Mahaputri Ragel Mayang
-
Mahaputri Ragel Kemuning
-
Mahaputri Ragil Mayangsari
-
Mahaputri Seri Gari Bergelar
Mahasuri Seri Gari
4.
Mahasuri Sri Gari anak Kudungga Raja
Bakulapura di Tebalrung (Tebalai Indah Sekarang) dengan Gelar Maharaja Sri
Kudungga kawin dengan Asmawarman anak Raja Salaka Negara Danawarman Ke VIII
yang mendapat hadiah Sebidang Tanah dari
Maharaja Kudungga. Daerah tersebut bernama Qwitaire Maradapur (Kutai Martapura)
atas Perkawinan tersebut lahirlah anak antara lain:
-
Wamserangen Gelar Maharaja Sri
Mulawarman Nala Dewa yang membangun Istana di Daerah Tepian Batu (Berumbus)
Tajung Gelumbang serta atas anugerah Ayahndanya Asmawarman dalam Kurban Agastya
di Kutai Martadipura Tepi Sungai Mahakam
Maharaja
Sri Mulawarman diberi Hak memerintah dari Tahun (400-446 Masehi) dan membangun
Pasangrahan Tiang Kayu Besi (Telihan Sepuhun) di Tanjung Serai dan tempat
Pemujaan Pure 9 Candi di Gunung Berubus (Benua Lawas) maka sepanjang sejarah
Raja Mulawarman pernah melaksanakan Kurban diantaranya Bahuswarnakan,
Waprakswara, Kalpataru, Jiwandana dan Bahagrata dengan bukti Pendirian 7 Buah Prasasti Yupa dan Pendirian Yoni serta
Tiang Batu di kenal dengan Lesung Batu dan Gerbang Istana dari Batu Merah
dengan Dua Ekor Patung Bernama Lembu Ngeram sebagai Lambang Kerajaanya yang
bermotto Tuah Emba Arai dan dari semua bangunan serta Kurban ini menandakan
Raja Mulawarman Menjadi Raja Kuat dan Berkuasa dan dialah Raja Pertama Kutai
Matadipura (Muarakaman)
-
Wamsajenjat Bergelar Maharaja
Dijayawarman Memperistri Putri Raja Campa (sempat menjadi Raja Campa) dan
kemudian membangun Kerajaan Negeri Perak di Malaya dan terkenal dengan nama Geming
Kaca dan Menurunkan Raja Sriwidajaya di Sumatra (584 Masehi) adapun turunanya
terkenal antara lain Dapunta Hiyang dan Darma Setu
-
Wamsateku Gelar Maharaja Gunawarman
Kawin Putri Raja Tarumanegara dan Menjadi Bangsawan di Terutamanegara
5.
Maharaja Sri Wangsawarman adalah
Putra Maharaja Sri Mulawarman yang Menjadi Raja di Muarakaman dari Tahun (446-495
Masehi ) yang menurunkan Raja-Raja Kutai Martadipura antara lain:
-
Maharaja Mahawidjayawarman
memerintah (495-543 Masehi)
-
Maharaja Gaja Yanawarman memerintah
(543-590 Masehi)
-
Maharaja Wijaya Tunggawarman
memerintah (590-637 Mesehi)
-
Maharaja Jaya Tungga Nagawarman memerintah (637-686 Masehi)
-
Maharaja Nala Singawarman memerintah
(686-736 Masehi)
-
Maharaja Nala Prana Tunggawarman
memerintah (736-783 Masehi)
-
Maharaja Gadinggawarman Dewa
memerintah (783-832 Masehi)
-
Maharaja Indrawarman Dewa memerintah
(832-879 Masehi)
-
Maharaja Singa Wiramawarman Dewa
memerintah (879-926 Masehi)
-
Maharaja Singa Wargalawarman Dewa
memerintah (926-972 Masehi)
6.
Maharaja Singa Wargalawarman Dewa
memrintah (926-972 Masehi) dan melahirkan anak antara lain:
-
Maharaja Cendrawarman Dewa menjadi
Raja Kutai Martapura memerintah (972-1020 Masehi) yang melahirkan Prabu Mula
Tungga Dewa
-
Maharaja DRadja Jayawarman Kawin
dengan Putri Raja Sriwijaya di Siguntang Mahameru di Sumatra menjadi Raja
disana
7.
Maharja Prabu Mula Tunggal Dewa
memerintah Kutai Martapura (1020-1069 Masehi). Melahirkan anak antara lain:
-
Maharaja Nala Indra Dewa yang
melhirkan Aji Putri Pidara Putih yang kemudian menjadi Raja Kutai Martapura
dengan Gelar Maharatu Mayang Mulawarni yang berperan dengan Pangeran dari Cina
Bangsa Thai akibat perbedaan tatakerama (Adatistiadat)
-
Mahaputri Nilaperkastiawati Dewi
diperistri oleh Raja Pakwan Padjajaran bernama Hinggiling Wesi yang bergelar Prabu
Wisnu Dewata murti dalam Tahun 1030 Masehi
-
Maharaja Indra Mulia Tunggawarman
Dewa menjadi Raja Kutai Martapura
8.
Maharaja Nala Indra Dewa memerintah
dari Tahun 1069-1117 Masehi dan dibantikan oleh Putrinya maharatu mayang
Mulawarni memerintah (1117-1166 Masehi) dan di Gantikan Adiknya Maharaja Indra
Mulia Tunggawarman Dewa dari Tahun 116-1214 Masehi) adapun Putranya antara
lain:
-
Maharaja Srilangka Dewa menjadi Raja
Kutai Martadipura Muatakaman melahirkan Maharaja Guna Perana Tungga menjadi
Raja Kutai Martadipura dan Adinda seorang Putri bernama Mahaputri Sangkariak
Kebon Putra Gah Bongantana alias Sangkariak Kebon Putra Gah Bongan dan istrinya
Gah Bonggek adalah Putra Raja Bola Bongan Dayak Benuaq Isui di Jempang Sungai
Ohong yang mana Rajanya bernama Hirong Soga Tana yang kelak memiliki cucu
bernama Geregas Pati atau Aji Tulur Dijangkat anak Sangkariak Kebon, Pendiri
Kerajaan Pinang Sendawar di Melak menyatukan Benuak dan Tujung
-
Panji Sengiyang memperistri Putri
Surak dari Indu Anjat yang berdiam dilamin Juno di Daerah Batanglunang (Perian)
menjadi Adipati disana dan melahirkan anak bernama Aji Seranding Dipati I dan
beristri anak Raja Melayu bernama Puan Metam saudara Petinggi Hulu Dusun
bernama Babu Jaluma,melahirkan Aji Seranding Dipati II bersaudara pula dengan
Aji Putri Karang Melenu yang diangkat anak oleh Petinggi Hulu Dusun Babu Jaluma
yang dikawinkan dengan Adik Raja Majapahit Raden Wiajaya gelar Kartardjasa Jaya
Wardana yang lain Ibu bernama Raden Kusuma yang diangkat Batara (Pimpinan
Militer Kerajaan Majapahit di Tunjung Kute) kemudian menjadi Adipati di Hulu
Dusun (Tepian Batu) Kutai lama di Tanjong Pirwana setelah menjadi Maha Mangku
Bumi Jahitan Layar Raden Kusuma anak Lembutal,Cucu Mahisa Wonga Telong Putra
Ken Arok dan Ken Dedes Raja Singo Sari ini bergelar Aji Batara Agung Dewa Sakti
Alias Maruhum Aji Mangkat (Menjadi Raja Kartanegara Pertama), Liat Silsilah
Kesultanan Kutai Kartanegara
9.
Maharaja Guna Perana Tungga naik
Tahta di Kutai Martapura dalam Tahun (1265-1325 Masehi) yang melahirkan Putra /Putri
antara lain:
-
Tan Reniq bergelar Maharaja
Widjayawarman memrintah Kutai Martapura dari Tahun (1337-1373 Masehi) karena
terjadi perbutan kekuasaan maka Kerajaan Kutai Martapura dipegang oleh Dewan
Naladuta dari Tahun 1325-1337 Masehi dan
Tan Reniq Dewasa dan menjadi Raja di Kutai Martapura yang melahirkan Maharaja
Indra Mulia memerintah dari Tahun (1373-1407 Masehi) yang bermuhibah ke Kutai Kartanegara dan Ke
Majapahit bersama Rombangan dengan Kapal Laut
-
Maha Dewi Randayan Bunga bersuamikan
Naga Salikali alias Kemuduk Bengko Raja Larak Kota (Rantau Batu Gonali) anak
dari Kemuduk Suma dan atas Perkawinan Maha Dewi Randayan Bunga bersuamikan naga
Salik alias Kemuduk Bengko Raja Larak Kota, inilah yang melahirkan Muk Bandar
Bulan diperistri oleh Geregas Pati alias (Aji Tulur Ddjagkat penyatu Tunjung
Benuak disebut Tok-Nyoi)
-
Mahaputri Indra Perwati Dewi yang
diperistri oleh Aji Batara Agung Paduka Nira anak Raden Kusuma dan Aji Putri
Karang Melenu. Perkawinan ini di Bungalo Mengkaying maka Putri mendapat gelar
Aji Paduka Suri atau Mahasuri di Bengalon
Anak-anak
Maharja Guna Perana Tungga mulai memperebutkan Hak Kekuasaan, sementara Dewan
Nala Duta memegang Pemerintahan di Kerajaan Kutai Ibukota di Martpaura
mempertahankan bahwa Maha Putri Indra Dewi tidak berhak atas Tahta Kerajaan
walaupun dia diperistri oleh Bangsawan
dari Kutai Kartenegara yang berasal dari keturunan Raja Singosari (Raja Kartanegara) dan saudara Raja Mapahit (Jawa
Timur) dan Kerajaan Kutai di Martapura tidak mau tunduk dengan Kekuasaan
Majapahit, sehingga terjadi Dua Pemerintahan yang ada di Kutai yakni Kerajaan
Kutai di Martapura Muara Kaman tidak di akui oleh Kerajaan Mapahit dan Kerajaan
Kutai Kartanegara di Jahitan Layar yang merupakan Negara Majapahit
Adapun
Maharaja Nala Praditha melahirkan Maharaja Indra Parutha yang berputakan antara
lain:
1.
Maharaja
Dermasetya
2.
Maharaja
Setya Guna
3.
Setya
Yuda menjadi Raja Kutai Martapura Muara Kama terkir
4.
Panji
Wening Pati yang memperistri Putri Cindurmata, anak Raja Galuh (Jawa) didalam
sejarahnya Pemerintahan ini disebut Pemerintahan 3 Raja sekalinobat, karena
yang berperang dengan Kerajaan Kutai Kartenegara, maka didalam Pemerintahan di
Kerajaan Kutai Martapura di bantu oleh Maharaja Setya Yuda dan Maharaja Setya
Guna, serta orang besarnya terdiri:
1.
Perdana
Menteri Ujung Nali
2.
Pangkima
Menteri Sri Tama
3.
Mahamenteri
Puan Ajang (Orang dari Negeri Serajang)
4.
Menteri
Ngabehi Cacu
5.
Mangku
Bumi Ki Narang Baya
Silsilah
di atas menyatakan perkawinan Putri Puan Gamboh anak Raja Sagara di Malaya dan
Kudungga (Keturunan India & Campa) inilah perpaduan kekuatan Kerajaan
Quetaire menjadi Silsilah Raja memerintah di Kerajaan-Kutai Ibukota di
Martapura (Muara Kaman) Wamse Kerta Dinasty Wamsa Warman.
1. Maharaja Sri Kundungga Alias Cri Gedongga 350-375
2.
Maharaja Sri Acwawarman Alias Wamsekerta 375-400
3.
Maharaja Sri Mulawarman Naladewa Alias Wamseragen 400-446
4.
Maharaja Sri Wangsa Warman 446-495
5.
Maharaja Maha Wijaya Warman 495-543
6.
Maharaja Gaja Yana Warman 543-590
7.
Maharaja Wijaya Tungga Waraman 590-637
8.
Maharaja Jaya Tungga Nagawarman 637-686
9.
Maharaja Nala Singawarman 686-736
10.
Maharaja Nala Perana Tungga Warmandewa 736-783
11.
Maharaja Gadingga Warmandewa 783-832
12.
Maharaja Indra Warmandewa 832-879
13.
Maharaja Singa Wirama Warmandewa 879-926
14.
Maharaja Singa Wargala Warmandewa 926-972
15.
Maharaja Cendera Warmandewa 972-1020
16.
Maharaja Prabu Mula Tunggaldewa 1020-1069
17.
Maharaja Nala Indradewa 1069-1117
18.
Maharatu Mayang Mulawarni Alias Putri Aji Pidara Putih 1117-1166
19.
Maharaja Indra Mulia Tungga Warmandewa 1166-1214
20.
Maharaja Sri Langgkadewa 1214-1265
21.
Maharaja Guna Perana Tungga 1265-1325
22.
Maharaja Nala Duta (Dewan Raja Perwalian) 1325-1337
23.
Maharaja Puan Reniq Gelar Wijaya Warman 1337-1373
24.
Maharaja Indra Mulia 1373-1407
25.
Maharaja Sri Ajidewa 1407-1425
26.
Maharaja Mulia Putra 1425-1453
27.
Maharaja Nala Praditha 1453-1509
28
Maharaja Indra Parutha 1509-1534
29.
Maharaja Derma Setiya 1534-1605
Silsilah
Keturunan Maharaja Kutai Mulawarman Muara Kaman dari Tahun 1605-Sekarang
Pemelihara
Purus Tali Penjutaian Diantaranya:
30.
Nala Perana. (Adipati)
31.
Nala Singga. (Adipati)
32.
Singa Yuda. (Adipati)
33.
Nala Marta. (Adipati)
34.
Nala Mayang. (Adipati)
35.
Lingka Gelar Nala Pati. (Penjawat Purus)
36.
Danda Gelar Nala Guna. (Penjawat Purus)
37.
Maja Gelar Nala Raja Tuha. (Penjawat Purus)
38.
Salong Gelar Nala Mayang. (Penjawat Purus)
39.
Kerincing Gelar Srinala Wangsa Warman . (Penjawat Purus)
40.
Jamal Gelar Srinala Wangsa Dipura. (Penjawat Purus)
41.
Dedong Gelar Maharatu Indra Mulia Sadewi. (Penjawat Purus)
42.
Maskoer Gelar Maharaja Srinala Prabu Wangsawarman. (Penjawat Purus)
43.
Alpiansyah Gelar Maharaja Srinala Praditha Alpiansyahrechza Fachlevie
Wangsawarman
(Kepala
Adat Besar) Pemangku Adat, Raja Kuasa Wilayah Di Pertuan Agung.
Dengan Maharaja Guna Perana Tungga naik
Tahta di Kutai Martapura dalam Tahun (1265-1325 Masehi) yang melahirkan Putra
/Putri, salah satunya Mahaputri Indra Perwati Dewi yang diperistri oleh Aji
Batara Agung Paduka Nira anak Raden Kusuma dan Aji Putri Karang Melenu.
Perkawinan ini di Bungalo Mengkaying (Bengalon sekarang) maka Putri mendapat
gelar Aji Paduka Suri atau Mahasuri di Bengalon
Dulunya Daerah Bengalon dikenal
dengan nama Kampung Sepaso. Sepasoa adalah Tanah Sumahan atau Tanah Sesembahan
(jujuran) dari Raja Kutai bernama Aji Batara Agung Paduka Nira yang hendak
meminang seorang Putri Bengalon yang bernama Putri Petung, disebutkan bahwa
Putri Bengalon meminta “Membilang Kersik Sebokor, Membilang Karang Selanjung,
Membilang Daun Rinding Yang Bergerak “. Aji Batara Agung Paduka Nira menyetujui
dengan menyebutkan bahwa ” Mana-mana Yang Mendengar Petong Ini Meletop, Itulah
Sumahannya”
Ada juga yang menyebutkan bahwa
Bengalon terbentuk karena di sekitar sungai banyak terdapat pohon Bengalon
makanya disebut dengan wilayah Bengalon. Aji Batara Agung Paduka Nira bersumpah,
mana-mana yang tidak mau menurut itu katakan kepada aku, akulah lawannya dan
lagi orang Bengalon hingga jenangku sampai di anak cucuku hingga bersahabat
saja dengan anak cucuku, mana-mana yang menjadi Raja di Negeri Kutai inilah
perjanjian Kutai dengan Bengalon sampai hari ini, jika susah Bengalon susah
juga Kutai, dan jika susah Kutai susah juga Bengalon sampai sekarang ini, dan
pada akhirnya Putri Bengalon dijadikan Paduka Ratu bergelar Aji Paduka Suri
atau Mahasuri di Bengalon
Baca juga di www.wartaekspres.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar