Oleh: Letkol Inf Purnomosidi, S.I.P
wartaekspres.com
- Orientasi pertanian berubah dari upaya memenuhi kebutuhan pangan domestik
menjadi kebutuhan ekspor. Perlahan tapi pasti, rakyat dipaksa untuk membuka
hutan menjadi perkebunan teh, karet, kina, kopi, kakau dan lainnya. Pemanfaatan
lahan untuk perkebunan semakin menjauhkan petani terhadap jenis tanaman pangan
untuk kebutuhan keluarga.
Pertanian
merupakan salah kekayaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Pertanian Indonesia
memiliki banyak potensi, sejarah pertanian telah membawa revolusi yang
besar dalam kehidupan manusia. Kebudayaan masyarakat yang tergantung pada aspek
pertanian diistilahkan sebagai kebudayaan agraris. Cukup banyak obyek pertanian
yang dianut di Indonesia meliputi budidaya tanaman (termasuk tanaman pangan,
hortikultura, dan perkebunan), kehutanan, peternakan, dan perikanan.
Hingga
abad 18, semua petani di belahan bumi ini masih menggunakan pertanian alami.
Revolusi industri yang terjadi di Eropa telah mengubah wajah dunia menjadi
serba cepat, massal dan global. Merkantilisme yang bergerak di awal abad 16
yang ditandai dengan penjelajahan samudera dan benua baru oleh bangsa Eropa
semakin menemukan pasangannya setelah revolusi industri pecah di Prancis dan Inggris.
Pelan-pelan merkantilisme berubah menjadi kolonialisme di bumi Asia, Afrika dan
Amerika Latin. Pengenalan berbagai macam tanaman perkebunan untuk kepentingan Eropa
dikembangkan secara besar-besaran di negeri jajahan, termasuk Indonesia.
Ketergantungan
kita kepada komoditas pangan impor makin mengkhawatirkan saja. Kenaikan harga
bukan sekadar fenomena rutin melainkan menjadi masalah krusial bahwa Indonesia
memasuki darurat pangan. Untuk meningkatkan hasil panen dengan lahan yang makin
menyempit memang sulit dan delimatis.
Sebenarnya
negara kita memiliki potensi luar biasa untuk swasembada pangan. Jauhnya tempat
produksi dengan tempat konsumsi menyebabkan gap harga yang tinggi. Sementara
mengandalkan lahan pertanian di Jawa yang dekat dengan tempat konsumsi juga
mengalami kendala. Semakin hari sawah di Jawa makin berkurang karena alih
fungsi lahan untuk kepentingan perumahan, industri dan perkantoran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar