Sabtu, 17 Oktober 2015

Logos: KPU Tidak Becus Jika Gunakan Kepolisian



MAJENE – wartaekspres.com - Debat Kandidat calon bupati dan wakil bupati Majene sempat terganggu oleh “kecelakaan” teknis. Kesiapan KPU Majene melaksanakan debat yang tidak maksimal, serta keamanan yang tidak profesional, dinilai akan picu kerawanan pilkada.
 
LSM Logos Sulbar mengecam ada insiden tersebut. Direktur Logos Sulbar, Maenunis Amin mengatakan, sangat prihatin dan mengecam tindakan diskriminasi terhadap wartawan dalam kegiatan peliputan Debat Kandidat Pilkada Majene, Sabtu (17/10/2015) di Gedung Assamalewuang Majene itu.

“Kepolisian itu palang terakhir dalam pilkada. Tidak proporsional kalau mereka diposisikan sebagai alat meredam kekacauan di garis terdepan,” jelas Maenunis.

Maenunis Amin
Lebih lanjut Maenunis mengatakan, kepolisian itu porsinya pengamanan, bukan hal-hal yang sifatnya teknis. Tidak proporsional kalau KPU misalnya memasang aparat kepolisian bersenjata lengkap berada di ruangan debat, rekap suara ataupun di TPS, ujar kritikus politik dan pemerintahan Sulbar ini.

Lebih lanjut dirinya menjelaskan, KPU itu pelaksana, tugasnya dilengkapi oleh Panwas, keduanya yang mesti bertanggung jawab. Mereka punya perangkat undang-undang dan peraturan, fungsinya selain untuk menjadi acuan pelaksanaan teknis, sekaligus juga mengambil tindakan. Bukan malah kepolisian yang turun tangan langsung. Coba lihat lebih jelas aturan yang tertuang dalam aturan pilkada khususnya poin proporsi kerja pelaksana (KPU dan jajarannya) dan kepolisian sebagai instrument pengamanan.
 
”Jika KPU bekerja benar, maka kepolisian tidak perlu dipasang terlalu. Pemicu kericuhan itu kalau KPU keliru menjalankan teknis pemilu. Kalau pilkada mau aman, KPU dan Panwas harus bekerja maksimal dalam menyiapkan detail teknis setiap tahapan, mengantisipasi kecurangan serta menindak tegas pelanggaran baik dari kandidat, tim pemenangan ataupun pendukung paslon.

“Saya juga menghimbau kepolisian untuk tidak terlalu mencolok. Tidak perlu memang personil bersenjata lengkap dalam ruangan-ruangan pelaksanaan tahapan seperti debat, rekap dan sebagainya. Cukup gunakan personil dari Satuan Intel, itu akan membuat kepolisian nampak profesinal dalam bekerja,” tutup Maenunis. (hm3)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar