Lahan ini milik Kodam I/Bukit
Barisan yang sudah pernah jadi sawah seluas 30 Ha tetapi 2 tahun lalu jadi
lahan tidur. Sekarang diolah dan dicetak lagi jadi sawah, Dempolt area ini
istimewa, karena menggunakan pola semi organik dengan mekanisasi modern untuk
meningkatkan produksi.
Pola tersebut menggunakan bibit
Kartika 1-82 yang diberikan nama oleh Panglima TNI dan bibit lainnya. Selain
untuk peningkatan produksi pangan lahan Demplot area ini juga sekaligus uji
coba pola semi organik, sebagai tempat pelatihan para Babinsa, Kelompok Tani
dan kalangan pertanian lainnya, termasuk akademisi dan perguruan tinggi.
Lahan Demplot area ini baru pertama
kali dilakukan di lingkungan TNI AD, biasanya lahan Demplot paling banyak 5 Ha,
tetapi ini seluas 106 Ha, membuat Kasad dan Mentan sangat berapreasiasi dengan
kegiatan ini.
Lahan dibuat luasan perkotak 1 Ha
untuk memaksimalkan peralatan yang digunakan Alsintan Modern yang selama ini
belum optimal digunakan oleh Kementan RI, hanya terkesan seremonial saja
pemakaian Alsintan tersebut, karena alat ini hanya bisa dipakai pada Demplot-demplot
dengan lahan besar, tetapi para petani hanya mempunyai lahan-lahan tidak begitu
luas (petakan kecil).
Ketua Umum PWRI Suriyanto Prawiro
Dirjo, MH mangatakan, bahwa lahan
percontohan yang dilakukan oleh TNI di Lokasi Demplot Area Pajale seluas 106 Ha
di Desa Ramunia, Kabupaten Deli Serdang patut dijadikan contoh kerjasama antara
Kementan RI dengan TNI AD di seluruh lahan pertanian di Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar