Pelaksana Tugas Kepala BPBD Sulbar, Darwin Jusuf bersama Kabid Pencegahan BPBD Majene, serta Tim Widyasuara BNPB Pusat Jakarta pada Konferensi Pers terkait Potensi Gempa dan Tsunami di Majene. |
Kata Darwin, masuknya Majene ke dalam
zona rawan bencana gempa dan gelombang tsunami, disebabkan oleh adanya sejumlah
patahan di bawah laut perairan kabupaten ini.
"Kalau kita melihat, sebetulnya
semua wilayah di Sulawesi punya potensi rawan bencana gempa yang kemudian
disusul tsunami, hal ini karena adanya sejumlah patahan di wilayah Sulawesi.
Pusatnya adalah patahan Palu Koro, di Sulawesi Tengah. Untuk Sulbar, kita lihat
posisi Majene dan Mamuju yang paling dekat ke laut, hal ini yang menyebabkan
rawan terhadap tsunami," sebut Darwin Jusuf.
Darwin juga mengatakan, di Kabupaten
Majene sudah pernah dilandah gempa bumi dan gelombang tsunami dengan kekuatan
yang cukup tinggi, yakni terjadi pada tahun 1969, dan hal ini perlu menjadi referensi
untuk senantiasa mawas diri serta berupaya mengantisifasi kemungkinan buruk
yang kapan saja bisa terjadi.
Karena itu, pihaknya berharap, agar
warga masyarakat Majene dan Sulbar pada umumnya ikut serta berpartisifasi dalam
kegiatan-kegiatan sosialisasi pencegahan dan penanganan terjadinya hal yang
tidak diinginkan itu.
Di tempat yang sama Kepala Bidang
Pencegahan Bencana BPBD Kabupaten Majene, Suadi mengatakan, pihaknya akan
senantiasa berupaya untuk dapat mengajak masyarakat ikut aktif dalam pencegahan
terjadinya bencana di daerah ini.
Saudi berharap, lewat program master
plan tsunami yang dicanangkan BNPB tersebut biasa dimanfaatkan dengan baik,
agar tercipta kesadaran masyarakat di daerah ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar