BIAK
NUMFOR – wartaekspres.com - Pulau Papua adalah salah satu pulau paling timur di
Nusantara yang menyimpan berbagai macam keunikan dan keindahan, baik
keindahan alam maupun keindahan tradisi budaya yang hingga kini belum banyak
digali dan diperkenalkan oleh pemerintah daerah maupun pemerintah pusat kepada
para wisatawan dalam maupun luar negeri yang dapat dijadikan salah satu objek
wisata guna mendatangkan devisa bagi daerah maupun negara.
Tradisi
dalam mengolah makan agar dapat dimakan dengan cita rasa yang spektakuler dan
juga dapat menimbulkan selera makan tinggi dari para pengunjung atau wisatawan
ketika mengunjungi daerah Biak.
Barapen adalah cara memasak tradisional ala masyarakat Biak Numfor
yang biasa dilakukan saat ada kegiatan yang bersifat besar, seperti acara
perkawinan, acara pertemuan adat dan acara adat lainnya yang jumlah undangan
sampai dengan ratusan orang.
Cara
memasak ala Suku Biak ini meruapakan cara memasak yang cukup khas yang mana
berbeda dengan cara memasak yang lazim dilakukan oleh masyarakat pada umumnya
yang harus menggunakan kopor, wajan, panci atau periuk dan makanannya direbus
atau digoreng.
Namun
cara memasak (Barapen) ini hanya menggunakan batu kerikil yang yang sebelumnya
dibakar kemudian diletakan di bawah dan di atas makanan yang akan diolah.
Cara
memasak ala Suku Biak harus melalui beberapa tahapan, antara lain siapkan
lokasi yang akan dipakai sebagai tempat masak, siapkan batu kerikil
yang akan dibakar untuk memasak makanan. Siapkan bahan makanan yang akan
dimasak seperti, daging, sayuran, singkong, ubi jalar, talas (keladi) yang
sudah dibersihakan dan siap untuk dimasak.Setelah
seluruh makanan dan peralatan yang akan dipakai untuk memasak telah disiapkan,
kemudian batu kerikil dibakar hingga panas betul kurang lebih 1-2 jam, setelah
itu batu yang sudah dibakar diatur di tempat yang sudah disiapkan, kemudian di atas
batu dilapisi dengan daun pisang dan pelepah pisang, setelah itu makanan yang
sudah disiapkan yang mana sebelumnya telah dibungkus dengan daun pisang diatur
di atas batu yang sudah dilapisi daun pisang dan pelepah pisang.
Cara
ini dilakukan terus hingga beberapa lapis dan lapisan terakhir biasanya diletakan
daging, dengan maksud agar minyak dari daging itu akan turun dan menembus celah
batu hingga mengenai sayuran, singkong, ubi jalar, dan talas sehingga akan
terasa lebih gurih ketika disantap nanti.
Baca selengkapnya di www.wartaeksprs.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar